Mengenal Falsafah Huma Betang Kearifan Lokal Kalimantan
- screenshoot berita VivaNews
VIVA Jabar – Laskar Pemuda Kalimantan angkat suara soal tragedi bentrokan antara dua organisasi masyarakat (Ormas) di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) Sabtu, 25 November 2023.
Para Pemuda Kalimantan itu mendesak Pemerintah agar membubarkan Laskar Manguni karena dianggap telah menimbulkan konflik antar agama, usai mereka mengeroyok peserta aksi bela Palestina.
Tak hanya itu, Laskar Pemuda Kalimantan juga mengungkap jejak digital Marco Karundeng, salah satu anggota Laskar Manguni. Marco pernah menulis di unggahan Facebooknya, ingin menyerang wanita berjilbab serta laki-laki berpeci.
Marco Karundeng, Laskar Manguni
- screenshoot berita VivaNews
“Kami juga meminta kepada aparat untuk mengusut tuntas Marco Karundeng atas pernyataannya di medsos untuk menyerang orang yang berjilbab atau memakai kopiah, dia telah melanggar undang undang atau telah menyakiti hati umat Muslim,” kata mereka.
Atas sikap mereka yang dianggap meresahkan, Laskar Pemuda Kalimantan menegaskan akan menolak keberadaan Laskar Manguni di bumi Kalimantan, hal itu lantaran Laskar Manguni telah melanggar falsafah Huma Betang. “Kami menolak Ormas Manguni berdiri di bumi Kalimantan karena tidak sesuai dengan Falsafah Huma Betang,” tutup mereka.
Laskar Pemuda Kalimantan
- screenshoot berita VivaNews
Masyarakat Kalimantan Tengah memiliki kearifan lokal yang telah diyakini sejak lama, yaitu Falsafah Huma Betang, yang diyakini dapat menjaga perdamaian.
Falsafah Huma Betang dapat diartikan secara sederhana sebagai 'rumah besar yang ditempati oleh banyak orang dengan beragam agama dan kepercayaan, namun tetap hidup dalam keselarasan dan kedamaian'.
Munculnya nilai-nilai perdamaian dalam Falsafah Huma Betang dipengaruhi oleh Perjanjian Rapat Damai Tumbang Anoi, yang diadakan di rumah Betang Tumbang Anoi, Kabupaten Gunung Mas pada tanggal 22-24 Mei 1894.
Perjanjian ini menghasilkan tiga kesepakatan utama, yaitu perdamaian, penghentian sistem budah, dan mengacu pada sistem adat. Falsafah Huma Betang merupakan salah satu aspek budaya yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah.
Falsafah Huma Betang kembali diperkenalkan saat penanganan konflik antara suku Dayak dan Madura. Falsafah ini memberikan pemahaman kepada warga Dayak dan Madura untuk hidup secara harmonis dan damai setelah konflik tersebut.