Maksimalkan Caleg Milenial, Demokrat Kota Bandung Targetkan 9 Kursi DPRD
- Istimewa
VIVA Jabar – DPC Demokrat Kota Bandung menargetkan raihan 9 kursi di DPRD Kota Bandung, pada pemilu legislatif tahun 2024.
Target 9 kursi pemilu 2024 ini naik dari raihan kursi partai Demokrat tahun 2019 sebanyak 5 kursi.
Ketua DPC Demokrat Kota Bandung, Aan Andi Purnama menjelaskan bahwa pada Pemilu 2024, partai Demokrat memaksimalkan calon anggota legislatif dari kalangan milenial.
“Ada sekitar 55 persen caleg partai Demokrat, dari kalangan milenial yang usianya dibawah 35 tahun,” jelas Aan, Kamis 4 Januari 2024.
Aan juga akan memberikan program khusus, bagi kalangan milenial di Kota Bandung.
“Milenial di Kota Bandung ini mencapai 41 persen, dan ini akan kita maksimalkan dengan caleg kalangan milenial dari partai Demokrat,” jelasnya.
Aan memastikan, kedepannya kalangan milenial di Kota Bandung akan kita rangkul dan diajak untuk andil membangun Kota Bandung.
"Ya kita akan rangkul, akan kita dekati, kita ajak diskusi dari mulai masalah kehidupan milenial hingga masalah kota Bandung dengan santai dan sesuai gaya temen temen milenial. Ini penting karena kedepan untuk mencapai Indonesia Emas di 2045 maka generasi milenial harus punya andil membangun daerahnya," pungkas Aan.
Sebelumnya dalam survei Kaukus Journalis untuk Demokrasi, menyebutkan partai Demokrat Kota Bandung menjadi terfavorit di kalangan mahasiswa di Kota Bandung.
Bahkan para calegnya dipercaya dapat memperjuangkan aspirasi rakyat.
Terpilihnya Partai Demokrat menjadi caleg tervaforit kalangan mahasiswa bedasarkan hasil survei yang dilakukan Kaukus Jurnalis untuk Demokrasi Jabar (KJD) kepada 400 responden mahasiswa. Survei dilakukan dengan metode random sampling, serta memiliki margin error sebesar 0,3 persen.
Partai Demokrat dalam posisi teratas survei meraup nilai 39%,, disusul PDIP meraih 21 %,, kemudian PKS medapatkan angka 15%, dan sisanya menyatakan tidak memilih.
Koordinator Analis KJD Arief Pratama mengatakan, survei sengaja dilakukan untuk melihat kecenderungan kaum mahasiswa memilih partai
“Mahasiswa ini dalam politik berfungsi sebagai agen perubahan, bahkan bisa mempengarahui rakyat. Karena itu jika partai bisa meraih hati mahasiswa maka partai tersebut berpotensi menang,” ucap pria yang juga bekerja di Media PR Network ini.
Hasil survei KJD juga, menurut Arief, menyatakan sebanyak 58% tidak memilih satu pun partai politik yang dipercaya.
“Ternyata angka nihilnya masih tinggi. Alasannya, anggota partai jika terpilih hanya mementingkan kepentingan pribadi, kemudian banyak terjadi korupsi, dan kinerjanya tidak dirasakan oleh rakyat, sehingga mereka lebih Golput,” katanya.