Curhat Wanita di Jember, Pilih Murtad Gegara Tak 'Nyaman' Jadi Muslim

Ia mengaku nyaman dengan Kristen lantaran beberapa kali sempat ditemui sosok yang ia kira itu Yesus, Tuhan umat Kristiani.

Wanita berdarah Jawa-Sunda ini beberapa kali ingin mengakhiri hidupnya. Namun sosok putih selalu menghampirinya. Dari kejadian itu ia mulai mencari siapa sosok Tuhan Yesus.

Meskipun sudah bertemu dengan Yesus, ia belum sepenuhnya percaya. Singkat cerita ia ingin menantang Tuhan. Dia akan berkunjung ke dua tempat suci yakni Masjid dan Gereja. Ketika hatinya bergetar, maka ia akan ikut agama tersebut.

Ketika menuju Masjid dan melihat pengajian, ia tidak merasakan apa-apa. Namun saat ke Gereja hatinya bergetar bahkan saat masih di halaman Gereja.

“Saya belum masuk Gereja, baru di halaman Gereja, saya sudah nangis sejadi-jadinya. Saya merasakan kehadiran Tuhan. Terus saya masuk ke Gereja saya bilang sama Tuhan, ‘Tuhan memang tempatku Tuhan. Aku tidak peduli mau aku berdosa, atau apapun dalam hidupku aku enggak peduli, aku mau mengikuti engkau Tuhan, aku mau jadi anakmu Tuhan’,” jelasnya.

Ia menganut agama Kristen secara sembunyi-sembunyi. Keluarganya pun menolak keputusannya itu. Akhirnya dia pergi dari rumah. Sebelum ke Bali ia bertemu dengan pria dan berniat untuk menikah. Namun gagal menikah karena ia tidak ingin masuk Islam kembali. Diketahui bahwa pacar barunya itu beragama Islam.

Akhirnya ia merantau ke Bali. Tidak bekerja, dan tidak punya uang adalah masalah yang ia hadapi. Meski begitu ia bertekad menyebarkan ilmu Injil kepada masyarakat di sana. Ia merasa tidak khawatir ketika berserah diri kepada Tuhannya.

Halaman Selanjutnya

“Saya tidak pernah merasakan kekhawatiran lagi, saya tidak khawatir tentang uang kos saya, saya tidak dapat kerjaan,” ujarnya.