Biaya Distribusi Mahal, KDM Sarankan Tarif Tol Murah Khusus Angkutan Pangan

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

Jabar – Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyarankan agar dibuat tarif tol khusus untuk angkutan pangan murah agar bisa menekan biaya distribusi yang saat ini cukup mahal.

Filosofi Gaya Unik Kang Dedi Mulyadi di Debat Perdana Pilgub Jabar, Terinspirasi Tokoh Pewayangan

Hal tersebut diungkapkan KDM saat berbincang dan membantu sopir yang sedang memperbaiki truk di sekitaran tol Jakarta-Cikampek.

Truk yang mengangkut beras itu mengalami pecah ban dan patah as. Dalam sekali jalan sopir dan kernet mendapatkan uang Rp 800 ribu. Uang tersebut merupakan sisa perjalanan selama empat hari kerja.

Cagub Jabar Dedi Mulyadi Pastikan Tak Akan Jatuhkan Calon Lain di Debat Perdana Pilkada 2024

“Empat hari jalan dapatnya Rp 800 ribu, itu dibagi dua sama kernet. Jadi seorang dapat Rp 400 ribu untuk 4 hari, atau Rp 100 ribu sehari,” ucap sopir tersebut.

Menurutnya penghasilan menjadi sopir saat ini sangat jauh berbeda dengan dulu. Sebab penghasilan kian menurun seiring dengan harga tol dan bbm yang naik.

Hasil Survei Pilkada 2024 LSI Denny JA Ungkap Data Fenomenal Cagub Jabar Dedi Mulyadi

"Sekarang yang saya sayangkan harga tol naik tapi mulai Cikampek sampai Cikunir rusak parah. Sudah mahal tapi jalannya tidak mulus. Ass cepat patah, velg pecah seperti sekarang ini,” ujarnya.

Sementara itu KDM berharap Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wapres terpilih bisa membuat kebijakan yang bertujuan menyediakan pangan murah. Salah satunya menekan biaya distribusi yang saat ini cukup mahal.

Ia menyarankan agar ke depan angkutan pangan yang masuk ke tol diberi tarif khusus yang lebih murah. Sebab dengan menekan biaya distribusi bisa mempengaruhi harga barang di pasar.

"Kalau mau harga pangan murah, termasuk beras, menurut saya biaya angkutan pangan yang masuk ke tol harus murah dan mendapat prioritas agar kebutuhan masyarakat semakin terjangkau,” ucapnya.

Menurutnya saat ini banyak bahan pangan dari petani yang cenderung tidak begitu mahal. Namun harga di pasar melonjak karena proses distribusi terlalu panjang dan biayanya mahal.

"Jadi akibatnya sopir tetap dapatnya (upah) kecil, petani juga kecil (untung), yang besar (untung) itu ya calo,” ujar pria yang juga mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu.

Dalam kesempatan itu Kang Dedi Mulyadi memberikan sejumlah uang kepada sopir sebagai biaya tambahan untuk memperbaiki truk dan juga bekal tambahan selama perjalanan mengantar beras ke Jakarta.