Beda Lebaran, Warga Muhammadiyah Diancam, Haedar Nashir Minta Bukti Moderasi
- viva.co.id
Jabar – Pernyataan seorang Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang viral di media sosial lantaran mengancam warga Muhammadiyah yang beda menetapkan Hari Raya Idul Fitri menuai reaksi dari berbagai kalangan. Kini, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir juga angkat bicara.
Haedar Nashir meminta warga Muhammadiyah agar tetap tenang dan bijak dalam menyikapi pernyataan kurang etis yang dilontarkan oleh Peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin tersebut.
"Warga Muhammadiyah agar tetap bijak, dewasa, dan tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan Idul Fitri 1444 H," kata Haedar, dalam keterangannya Senin, 24 April 20023.
Lebih lanjut, Haedar menyampaikan bahwa organisasi yang ia pimpin sebenarnya sudah biasa mendapat perlakuan negatif sepanjanga sejarah Muhammadiyah. Ia mengingatkan cerita tokoh sentral Muhammadiyah yakni KH. Ahmad Dahlan dalam berjuang.
"Dulu ketika Kiai Ahmad Dahlan mempelopori arah kiblat yang benar secara syariat dan ilmu disikapi serupa, dituding kafir dan dirobohkan masjid yang dibangunnya di Kauman," jelasnya.
Bagi dia, sikap Andi hanya mungkin merasa benar sendiri atau bersikap kerdil yang tak sejalan dengan akhlak Islam.
"Kini perangai serupa tertuju ke Muhammadiyah oleh orang-orang yang boleh jadi berilmu. Mungkin karena merasa benar sendiri atau memang bersikap kerdil yang tentu tak sejalan dengan khazanah dunia ilmu dan akhlak Islam," ujarnya.