Grant Thornton Sebut Indonesia Siap Dorong Pertumbuhan Ekonomi Global
VIVAJabar – Laporan rutin Grant Thornton International Business Report (IBR) menyebutkan tingkat optimisme pelaku bisnis Indonesia terhadap prospek ekonomi menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data terbaru, 75% responden di paruh pertama tahun 2023 (H1 2023) merasa optimis terhadap prospek ekonomi dalam 12 bulan ke depan. Angka ini mengalami peningkatan menjadi 84% di paruh kedua tahun 2023 (H2 2023).
Melihat perbandingan dengan negara - negara ASEAN lainnya, Indonesia tetap berada di posisi teratas. Tingkat optimisme negara di ASEAN sendiri mencapai 70% di H1 2023 dan 67% di H2 2023, dimana kedua angka ini masih di bawah tingkat optimisme Indonesia baik di H1 maupun H2 2023. Bahkan bila dibandingkan dengan tingkat optimisme global, Indonesia masih mendominasi dan berada jauh di atas rata - rata global, dimana tingkat persentase global hanya hanya mencapai 67% di H1 2023 dan 65% di H2 2023.
CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, mengatakan, “Data ini menunjukkan bahwa optimisme ekonomi di Indonesia pada tahun 2023 berada dalam posisi yang sangat kuat dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia. Peningkatan signifikan dari H1 ke H2 2023 menandakan kepercayaan yang besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia di masa depan. Dengan optimisme yang tinggi ini, Indonesia diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan”.
Tidak hanya itu, optimisme pelaku bisnis Indonesia yang tinggi juga terlihat dari beberapa indikator ekonomi seperti tingkat kesempatan kerja (employment rate) yang meningkat, ekspektasi terhadap profitability yang tinggi, dan harapan untuk mendapatkan revenue growth dari pasar non-domestik yang tinggi, menempatkan Indonesia di posisi atas dibandingkan dengan Amerika Serikat, Inggris, Asia Pasifik, ASEAN, bahkan rata - rata secara global.
Namun, Indonesia juga menghadapi beberapa kendala seperti permintaan ekspor yang berkurang, infrastruktur transportasi, ketersediaan tenaga kerja terampil, biaya tenaga kerja, dan biaya energi. Hal ini tentunya perlu menjadi fokus utama Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik, terutama untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.