Produksi Kopi Malabar Distimulus Kompetitif Dengan Strategi Ini
- Istimewa
Melihat kegigihan petani kopi tersebut, Pupuk Kujang tergerak untuk memberikan bantuan. Departemen (TJSL) dan departemen riset mendampingi para petani kopi di Kiarapayung melalui program KUWATAN SADESA.
Melalui program itu, Pupuk Kujang mendampingi masyarakat desa untuk merawat hutan tetap lestari sambil memanfaatkan hutan dengan benar. “Kami tergerak membantu petani kopi ini karena yang punya potensi dan ingin berkembang,” kata Agung.
Selain membantu kelompok petani Kopi Kiarapayung dengan mendirikan bangunan dan gudang. Pupuk Kujang juga membantu kelompok Cekas Kopi mendapat pendampingan budidaya, rekomendasi nutrisi tanaman, hingga pengolahan produk kopi dan bantuan pemasarannya. “Pupuk Kujang membawa kami pameran ke mana-mana, hingga produk kopi kami semakin dikenal masyarakat,” kata Rachmat, 47 tahun, seorang pegiat kopi di Desa Kiarapayung.
Sudah 6 tahun, Rachmat mengajak penduduk desa, yang didominasi mantan pelaku illegal logging membentuk kelompok petani kopi. Kelompok yang Bernama Cekas Kopi itu bergerak mulai dari budidaya hingga membuat produk olahan kopi yang punya nilai tambah. “Pelan-pelan masyarakat dan eks illegal logging ini akhirnya mau bertani kopi karena menguntungkan jika diterapkan ekosistem bisnis yang sehat,” kata Rachmat.
Saat ini, ujar Rachmat, ada 50 orang petani bergabung dalam kelompoknya. Para penggarap bisa mendapat omzet hingga Rp5 juta per bulan dari budidaya kopi. “Karena kopi dari pegunungan Malabar ini punya prospek baik dan jadi salah satu komoditi unggulan Jawa Barat,” Rachmat menambahkan.