Waste Solution Hub, Inovasi Siti Salamah Atasi Krisis Sampah dan Bangun Ekonomi Sirkular

Siti Salamah, Penerima Apresiasi SIA 2021
Sumber :
  • instagram/shetysalamah

VIVAJabar – Permasalahan sampah merupakan isu global yang semakin mendesak. Produksi sampah yang terus meningkat, terutama di negara-negara berkembang, menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, juga menghadapi tantangan yang sama.

Tukar Sampah Ala Gede Andika, Model Pendidikan Berkelanjutan yang Inspiratif dengan KREDIBALI

Data menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam pengelolaan sampah. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya, namun jumlah sampah yang belum terkelola dengan baik masih cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan kapasitas dalam pengelolaan sampah, baik dari segi infrastruktur maupun sumber daya manusia.

Perbandingan dengan dunia, Indonesia memiliki karakteristik unik dalam pengelolaan sampah. Komposisi sampah yang didominasi oleh sampah organik, serta kebiasaan membuang sampah sembarangan, menjadi tantangan tersendiri.

Inovasi Alfira Oktaviani Pada Semilir Ecoprint, Hadirkan Pesona Alam Bengkulu dalam Dunia Fashion

Menurut World Bank, pada tahun 2016, dunia menghasilkan sekitar 2,01 miliar ton sampah per tahun. Angka ini diperkirakan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan konsumsi.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, timbulan sampah nasional mencapai 21,1 juta ton. Dari total timbulan sampah tersebut, sekitar 65,71% (13,9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik. Sampah rumah tangga merupakan penyumbang terbesar timbulan sampah di Indonesia, diikuti oleh sampah dari pasar dan perniagaan. Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan dalam pengelolaan sampah, seperti terbatasnya infrastruktur pengelolaan sampah, rendahnya kesadaran masyarakat, dan kurangnya regulasi yang efektif.

Sampah Jadi Berkah: Kisah Siti Salamah dan Waste Solution Hub

Dari deretan angka diatas sungguh memprihatinkan. Perlu adanya tindakan tegas dan aksi nyata langsung dari berbagai kalangan, baik pemerintah, masyarakat, maupun peraturan yang menangani masalah ini.

Sebuah aksi nyata telah dilakukan oleh Siti Salamah, seorang visioner muda, melihat permasalahan sampah sebagai peluang untuk menciptakan perubahan yang signifikan. Pada pertengahan tahun 2019, ia menginisiasi Waste Solution Hub, sebuah program inovatif yang berfokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di daerah perkotaan.

Dilansir dari ebook 14 Tahun Astra, Waste Solution Hub menawarkan pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah sampah. Program ini tidak hanya fokus pada pengumpulan dan pengolahan sampah, tetapi juga melibatkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Beberapa program unggulan yang ditawarkan meliputi:

  1. Pengelolaan Sampah Event dan Cluster Perumahan: Dengan mengadopsi pendekatan end-to-end, program ini memastikan sampah dikelola secara efektif dari sumber hingga akhir siklus hidupnya.
  2. Pelatihan Intensif Pemulung: Melalui pelatihan, pemulung diberikan keterampilan baru dan peluang untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
  3. Program Konsultan Keberlanjutan: Program ini membantu bisnis dan individu untuk mengurangi jejak karbon dan menerapkan praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Sejak diluncurkan, Waste Solution Hub telah mencapai sejumlah pencapaian yang mengesankan, termasuk:

  • Edukasi: Menjangkau lebih dari 23.435 orang melalui program edukasi.
  • Pengelolaan Sampah: Mengelola 4.388 kilogram sampah dan menargetkan 1.000 ton per hari.
  • Pemberdayaan Pemulung: Memberdayakan lebih dari 1.222 pemulung dan menargetkan 10.000 mitra pemulung.
  • Produk Daur Ulang: Menghasilkan lebih dari 1.000 produk daur ulang dan menargetkan ribuan produk lainnya.

    Waste Hub

    Photo :
    • instagram/wastehub.id

Upaya Waste Solution Hub/Waste Hub, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama tujuan nomor 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan) dan tujuan nomor 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Dengan mengurangi produksi sampah, meningkatkan daur ulang, dan memberdayakan masyarakat, Waste Solution Hub berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang.

Berkat dedikasinya dalam mengelola sampah dan memberdayakan masyarakat, Siti Salamah berhasil meraih penghargaan bergengsi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021 yang diadakan PT Astra International Tbk. Inovasi Waste Solution Hub yang digagasnya telah memberikan dampak signifikan dalam mengurangi timbunan sampah, meningkatkan taraf hidup para pemulung, serta mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. 

Terbaru dilansir dari akun instagram @wastehub.id, Waste Hub telah bekerjasama dengan JimbaFest Bali. JimbaFest, sebuah festival seni dan budaya Bali, yang telah berhasil mengintegrasikan semangat pelestarian lingkungan dalam acara mereka. Bekerjasama dengan Waste Hub, JimbaFest telah menerapkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab selama acara berlangsung.

Selama 2 hari acara, pengunjung diajak untuk aktif memilah sampah mereka di 20 titik yang telah disediakan. Edukator di setiap titik membantu pengunjung memahami jenis sampah dan cara memilahnya dengan benar. Sampah yang terkumpul kemudian dipilah lebih detail menjadi berbagai kategori, mulai dari botol plastik, kaleng, hingga organik.

Hasil dari upaya pengelolaan sampah ini sangat menggembirakan. Pada hari pertama, tercatat 153,3 kg sampah berhasil dikumpulkan dan dipilah. Rinciannya, 7 kg botol plastik PET, 1.7 kg plastik HDPE, dan seterusnya. Sementara itu, pada hari kedua, jumlah sampah yang terkumpul meningkat menjadi 907.6 kg dengan komposisi yang serupa.

Waste Hub X JimbaFest

Photo :
  • instagram/wastehub.id

Waste Hub X JimbaFest

Photo :
  • instagram/wastehub.id

Sampah-sampah tersebut kemudian diolah lebih lanjut. Botol plastik, kaleng, dan botol kaca didaur ulang, sampah organik dijadikan kompos, sedangkan residu diolah menjadi RDF (Refused Derived Fuel) untuk bahan bakar. Proses pengelolaan sampah ini dilakukan oleh Sukla Project, mitra Wastehub.id.

Kisah sukses Waste Hub telah menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang baik tidak hanya mungkin, tetapi juga menguntungkan. Program ini tidak hanya memberikan solusi lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan menciptakan ekonomi sirkular. Semoga keberhasilan Waste Solution Hub dapat menginspirasi lebih banyak lagi inisiatif serupa di seluruh Indonesia.