Kang Dedi Fokus Bangun Pertanian Organik dengan Memanfaatkan Air Kencing

Kang Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

Sementara untuk hama, Ahmad menggunakan campuran belerang, soda api, garam dan tiga liter air. Campuran bahan tersebut kemudian disemprot untuk membasmi hama tekuk leher.

Indra Zainal, Kades Nyentrik Nyalon di Pilkada Subang

Berbeda dengan yang lain, pertanian organik di Lembur Pakuan justru memanfaatkan hama keong emas dibandingkan dengan membasminya. Keong emas dikumpulkan dalam tong dan dibiarkan membusuk untuk diambil airnya.

"Airnya ditambah gula dan Yakult (minuman probiotik). Kan ini padi sehat, Yakult itu katanya sebagai vitamin. Setelah itu disemprot cukup sekali dan hasilnya sudah bagus seperi sekarang," ucap Ahmad. 

Antispasi Kebocoran PAD, Dishub Subang Cetak Karcis Parkir Senilai Rp2,7 Miliar

Kang Dedi Mulyadi sendiri berambisi mengubah pertanian menjadi organik agar petani semakin makmur. Jika terus seperi sekarang dengan kondisi pupuk langka, obat-obatan mahal dan harga gabah yang dipatok murah malah akan memiskinkan petani.

"Kalau mau mengubah petani menjadi makmur, petani sehat, padi sehat, sawah sehat, sehat dari kapitalisasi itu caranya berubah ke pertanian organik. Jadi tidak butuh lagi pestisida, urea, KCL, semua pabrikan, tapi semua diubah mandiri. Nanti setiap petani didorong untuk memiliki ternak," kata Kang Dedi.

Minim Sosialisasi, Warga Subang Tak Tahu Kapan Pilkada 2024

Menurut Kang Dedi paradigma yang juga perlu diubah adalah pemahaman petani mengenai hewan ternak. Sebab selama ini petani hanya mengutamakan daging ternak, sedangkan yang paling utama adalah kotorannya.

"Kalau daging hanya sekali ternak dijual saat waktu tertentu. Sedangkan kotoran dan air kencing ternak bisa terus digunakan untuk kebutuhan pertanian," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
img_title