Heboh! Hutan Kota UKI Kerap Jadi Tempat Praktek Seksual Kalangan LGBT
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Hutan Kota UKI cawang Jakarta Timur (Jatim) diduga kerap dijadikan markas praktek seksual kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Menurut info, kejadian itu sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu. Seorang pedagang, Adwen Tanjung membenarkan informasi tersebut.
Ia mengungkapkan, aktivitas seks anomali tersebut dilakukan kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) telah terjadi kurang lebih 10 tahun.
Bahkan dalam satu malam, Adwen menduga para penganut LGBT itu bisa datang puluhan hingga 100 orang, puncaknya ketika memasuki hari libur atau weekend.
“Kalau hari libur biasanya mereka pada begadang sampai pagi. Datang lewat Isya, mereka kumpul di trotoar terus ke dalam (hutan kota)," ujar Adwen kepada wartawan, Selasa (1/8/2023) dilansir dari VIVA
Adwen yang telah berjualan puluhan tahun di kawasan tersebut, menuturkan bahwa mereka kerap melakukan hal-hal tidak senonoh di dalam hutan kota yang minim penerangan.
Dikatakan Adwen, pengawasan yang minim menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tempat itu dijadikan sarang oleh para LGBT.
Untuk diketahui hutan kota yang berhadapan dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini memiliki luas 20 ribu meter persegi. Saat malam hari tempat yang dipenuhi pepohonan ini memang sangat minim penerangan dan pengawasan.
Hal tersebut lah yang dimanfaatkan para LGBT untuk melampiaskan hasrat seksual menyimpang mereka ke sesama jenis. Hal ini semakin diperkuat dengan ditemukannya alat kontrasepsi di lokasi saat Satpol PP melakukan penggerebekan.
Sementara itu, pengakuan soal adanya aktivitas LGBT ini juga diungkap oleh seorang petugas kebersihan Hutan Kota UKI, yakni Sahroji.
Dia mengaku sering melihat langsung para LGBT melakukan hal tidak senonoh di sana.
Sama seperti Adwen, Sahroji mengakui tidak hanya puluhan, tapi ratusan LGBT kerap berkumpul di hutan kota. Menurutnya aktivitas LGBT itu baru selesai ketika waktu subuh tiba.
"Iya betul (melihat langsung) mulai dari malam hingga menjelang subuh. Dari jam 10 malam sampai jam 5 subuh," tutur Sahroji
Lebih lanjut, Sahroji menyebut para LGBT ini datang secara bergerombol. Ada yang menggunakan roda dua, ada juga yang mengemudi roda empat. Dia menyebut dalam satu kelompok terdiri dari 4 orang.
"Setelah parkir biasanya mereka nongkrong dulu di pinggir jalan, di trotoar, bisa 10-15 menit lalu mereka masuk ke dalam," kata dia
"Mereka masuk ke dalam hutan kota lewat celah-celah (pagar). Setelah masuk, mereka ganti-gantian aja keluar-masuk. Mereka melakukan aktivitas kurang pantas (seks menyimpang) di dalam," pungkasnya