Sianida Ada Dimana Saja? Ini Kata Ahli Patologi, Forensik dan DNA
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Peristiwa maut yang menyeret Jessica Kumala Wongso pada tahun 2016 silam kembali mencuat. Pasalnya, hingga kini alat bukti yang dijadikan alasan putusan penjara kepada terdakwa masih belum jelas.
Jessica Wongso terpaksa menjalani hukuman 20 tahun penjara saat berusia 28 tahun. Ia mendekam dalam jeruji besi Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur (Jaktim) sejak akhir 2016 lalu.
Ia menjadi terpidana dalam kasus 'Kopi Sianida' yang dilakukannya di sebuah kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, 6 Januari 2016 silam.
Lantas Apa sebenarnya Sianida itu? Dan dimana saja Sianida ditemui? Berikut penjelasannya:
Sianida merupakan zat kimia yang sangat beracun dan berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pernapasan dan saraf.
Gejala keracunan sianida dapat bervariasi tergantung pada jumlah paparan dan metode paparan.
Menariknya, sianida ternyata juga ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terungkap dari penjelasan Ahli Patologi Forensik DNA, dr. Djaja Surya Atmadja dalam tayangan YouTube Feni Rose Official.
Pertama, menurut Djaja, Sianida dapat ditemukan di rokok. Dan di dalam asap rokok ada 300 bahan berbahaya dan sianida ada di dalamnya
"Orang yang merokok, (rokok) itu ada sianida," kata Djaja
"Sianidanya ada di liur. Saya waktu itu pernah melakukan penelitian di klinik berhenti merokok. Penelitian untuk mendeteksi orang berbohong dia merokok atau tidak," imbuhnya.
"Kalau baru kan kita bisa cium kalau sudah berapa hari, tes di lidah biru itu tanda," lanjutnya.
Selanjutnya, yang kedua. Selain rokok, kata Djaja, sianida juga ditemukan di daun singkong. Sianida di singkong ini bisa dilihat dari perubahan warnanya ketika lama didiamkan.
"Kalau punya singkong kalau didiemin lama-lama hijau, lama-lama jadi biru itu tidak boleh dimakan. Karena itu ada sianida, disebut asam biru HCN. Kalau gitu sudah tidak bisa dimakan," jelas Djaja.
Meski begitu, singkong tersebut masih bisa diolah dan dikonsumsi dengan cara direndam dengan air mengalir.
"Makan singkong biru-biru, singkong diiris tipis-tipis, direndem air mengalir. Itu sianida bisa hilang," ujarnya.
Berikutnya, yang ketiga. Selain rokok dan daun singkong, Djaja mengungkap bahwa sianida juga bisa ditemukan di biji apel hingga aprikot.
"Dulu ada anak kecil dan peri jahat kasih biji apel, nah biji apel itu ada sianidanya. Makan aprikot ada sianida. Artinya di seluruh badan, lingkungan kita banyak sianida," jelasnya.
Tapi, lanjut Djaja, tubuh manusia sudah dianugerahi Tuhan dengan kemampuan detoksifikasi. Jadi ketika sianida masuk melalui kulit, napas, usus, lambung kemudian dibersihkan atau didetoks di liver.
"Di liver ada enzim rodanase. Rodanase menambahkan S ke sianida jadi CNS ada di dalam liver masuk darah dibuang ke kencing, di liur. Artinya tanda orang keracunan sianida ketemu di dalam lambung, darah, dan hasil pemecahan. Misal di lambung enggak ada tapi di darah di liver di kencing enggak ada," demikian Djaja