Kisah Tuti Anak Petani Karawang, Berawal dari Waiters Lulusan SMP Kini Jadi Miliarder
- Istimewa
"Jadi kita usaha jalan 2 tahun, itu kemudian memutuskan berhenti, karena harga sewa tenant makin mahal, jualan malah sepi karena ada rest area baru," kata Deni menyambung cerita Tuti.
Setelah dua tahun berselang, pada awal 2015, keduanya mulai dikaruniai putra pertama, Tuti dan Deni yang belum punya penghasilan tetap berpikir bagaimana cara ia bertahan hidup, sampai akhirnya saudara Tuti menawarinya gerobak nasi goreng untuk dimanfaatkan.
"Waktu itu kebetulan sudah gak ada penghasilan, istri juga kan mengandung belum fokus jualan online, kebetulan kakak ipar nawarin gerobak nasi goreng. Nah saya mulai tuh jualan nasi goreng di pinggi jalan Pantura," ungkap Deni.
Beberapa bulan keduanya hidup mengandalkan penghasilan dari beberapa bungkus nasi goreng yang berhasil terjual setiap malam, sampai akhirnya putra pertama mereka lahir, dan Tuti kembali sibuk berkurat dengan gawai berjualan online.
"Setelah anak lahir, istri mulai jualan online lagi dengan modal pertama Rp500 ribu, disitu kita melihat peluang, jadi kita cari momen, lagi rame parfum kita jual parfum, lagi rame lisptik kita jual. Trend baju ini lagi rame kita juga ikut jual, Alhamdulillah hasilnya lumayan meskipun gak signifikan," paparnya.
Disamping sibuk mengupload barang dagangan, keduanya mulai berjualan secara offline dengan berdagang di pasar dadakan, yang biasanya ada di pintu gerbang pabrik sepatu di wilayah Klari.
"Selain online, kita juga mulai usaha pasar pagi, kita gelar tikar di sekitar pintu gerbang pabrik, jadi datang subuh pulang sekitar jam 10 pagi, pembelinya para karyawan yang baru pulang dan masuk kerja aja. Itu berjalan sekitar dua tahun antara 2017 sampai 2019," ujar Deni.