Kue Cucur Makanan Khas Kota Banjar yang Wajib Dicicipi
VIVA Jabar –Salah satu makanan khas Banjar yaitu kue cucur yang merupakan makanan Betawi terbuat dari beras dan juga gula Jawa dan masih mudah ditemukan di berbagai macam wilayah di Indonesia terutama di Jawa Barat.
Meskipun dengan begitu banyak sekali yang belum tahu proses dalam pembuatan kue cucur ini serta bagaimana pengusaha setempat mempertahankan usaha di tengah makanan yang kekinian.
Terdapat salah satu pengusaha yang masih setia untuk memproduksi kue cucur yaitu Utin Nurhayati yang saat ini tengah berusia 62 tahun warga dusun Parung desa balokang Kecamatan Banjar.
Dia telah merintis usaha home industri kue cucur sejak tahun 2010 dan bertahan sampai saat ini dengan pasar utama di Kota Banjar.
Untuk setiap harinya Utin tersebut menggunakan 7 hingga 10 kg bahan pokok seperti tepung beras dan gula jawa dalam menjaga sebuah cita rasa khas kue tradisional ini.
"Yang paling utama dalam mempertahankan usaha ini adalah menjaga kualitas bahan baku. Hal itu penting agar rasanya tetap otentik dan dinikmati oleh konsumen," ujar Utin.
Kue Cucur
- -
Meski dengan begitu banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh ibu Utin ini tidak hanya menaikkan harga jual produknya akan tetapi kue cucur yang dibuatnya hanya dijual dengan 2.000 per buah dan harga ini sudah sesuai dengan daya beli masyarakat setempat
"Meskipun murah, kami tidak pernah mengurangi kualitas. Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami," tegasnya.
Dalam pemasaran kue cucur ini lebih banyak dilakukan di sekitar wilayah lokal Kota Banjar selain dijual di warung-warung dan keliling kue cucur ini juga biasanya ada orang-orang yang memesan dengan jumlah besar untuk berbagai macam acara seperti hajatan.
"Alhamdulillah, banyak yang suka beli dan memesan dalam jumlah besar. Kami selalu berusaha memenuhi pesanan tanpa mengurangi rasa atau kualitas," kata Utin.
Dengan sebuah keberhasilan dan usaha yang didukung oleh kerja kerasnya dan bantuan keluarga ada beberapa anggota keluarga yang turut membantu dalam memproduksi mulai dari pengelolaan bahan hingga pemasaran.
Sejak dirinya merintis usaha pada tahun 2010 Udin mengakui belum pernah mengalami sebuah kendala yang terlalu berat meskipun fluktuasi harga bahan baku yang kadang menjadi tantangan tersendiri.
Dengan sebuah pengalaman lebih dari satu dekade Utin juga sangat optimis usahanya ini akan terus berkembang dan dia sangat mengharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran serta membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
"Saya berharap usaha ini bisa terus berkembang dan memberikan kepuasan bagi setiap orang yang menikmati kue cucur ini," pungkasnya