Bukan Sirekap, Dedi Mulyadi Andalkan Sigidig untuk Rekapitulasi Hasil Pemilu
- Istimewa
VIVA Jabar – Keberadaan Sirekap sebagai sistem informasi rekapitulasi hasil pemilu yang digunakan oleh KPU belakangan banyak mendapat sorotan. Bahkan banyak pihak yang merasa dirugikan dengan kehadiran aplikasi tersebut.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) menilai awalnya kehadiran Sirekap disambut baik karena bisa membantu mengetahui masyarakat dengan cepat hasil penghitungan suara dari mulai Pilpres, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi hingga DPRD Kota/Kabupaten.
“Tapi ternyata Sirekap tidak bisa berjalan secara efektif, tidak bisa menyajikan data yang akurat karena kesalahan membaca data dalam sistem aplikasi sehingga menimbulkan kegaduhan, keriuhan yang tak pernah berakhir,” ucap KDM.
Menurut pria yang juga Caleg DPR RI Dapil VII Jabar dari Partai Gerindra ini, jika semua pihak tetap Merujuk pada Sirekap sebagai dasar penghitungan maka masalah tidak akan pernah berakhir.
Akhirnya, KDM pun membuat sistem sendiri yang diberi nama Sigidig . Sigidig sendiri merupakan sebuah sistem yang terstruktur dengan mengambil data langsung ke TPS, kemudian KPPS, mengikuti pleno PPK di setiap kecamatan hingga pleno di tingkat KPU kabupaten/kota.
“Itu jauh lebih baik dan efektif, angka yang tersajikan adalah angka falid yang justru itulah yang akan dijadikan dasar dari penetapan hasil pemungutan suara pemilu terutama calon legislatif,” ujarnya.
Sebagai contoh data KDM di Sirekap sejak sepekan lalu hingga kini masih berada di kisaran 152 ribu suara. Sementara berdasarkan 'Sigidig' yang berasal dari data langsung di lapangan yang sudah ditanda tangani semua pihak ternyata sudah mencapai 358 ribu suara.