Ridwan Kamil Terbuka Soal Kemungkinan Maju di Pilkada DKI Jakarta

Pj Gubernur Jabar, Ridwan Kamil Hadiri Pelantikan Bey Machmudin
Sumber :
  • Humas / DKIS Prov Jabar

JabarRidwan Kamil, yang pernah menjabat sebagai gubernur Jawa Barat, menyatakan bahwa ia akan membuat keputusan penting pada bulan Juni mengenai apakah ia akan kembali mencalonkan diri di Pilkada Jawa Barat atau beralih ke DKI Jakarta.

Rakernas BRI Life 2024: Sinergi dan Inovasi Tingkatkan Perlindungan Nasabah

Meskipun hatinya masih terikat erat dengan Jawa Barat, ia tidak menutup kemungkinan untuk Jakarta, tergantung pada hasil survei mendatang.

"Saya akan memutuskan pada bulan Juni. Saya masih memiliki kecenderungan kuat untuk Jawa Barat, tetapi saya juga mempertimbangkan Jakarta, dan keputusan akhir mungkin akan saya buat pada bulan Juni berdasarkan survei," ujar Ridwan Kamil saat berada di Bandung, pada malam hari tanggal 23 Maret 2024.

Izin BPR Kencana Dicabut OJK, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah

Dikenal akrab dengan panggilan Emil, ia saat ini sedang berusaha meningkatkan elektabilitasnya hingga bulan Juni.

Tujuannya adalah agar ia dapat mencapai kesepakatan dengan calon pasangan manapun yang akan ia pilih.

Ungguli ITB, BINUS University Masuk 5 Besar Kampus Terbaik Indonesia Versi THE WUR 2025

"Proses pemilihan akan berlangsung pada bulan November, dengan kampanye dimulai pada bulan September, pendaftaran pada bulan Agustus, dan perjodohan politik pada bulan Juli. Saya akan menggunakan waktu dari sekarang hingga Juni untuk meningkatkan elektabilitas, sehingga ketika proses pendekatan (PDKT) dengan calon pasangan manapun, kami dapat langsung nyambung," jelasnya.

Hingga saat ini, Emil menyebutkan bahwa belum ada pihak yang melakukan pendekatan kepadanya, termasuk dari partai-partai yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres sebelumnya, dimana ia menjabat sebagai ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat.

Meskipun Prabowo telah memberikan sinyal bahwa koalisi Pilpres mungkin akan berlanjut hingga Pilkada, Emil menegaskan bahwa belum ada pembicaraan resmi mengenai hal tersebut di TKD.

"Belum ada yang mendekati saya, dan di TKD pun belum ada diskusi tentang Pilkada. Ini masih terlalu dini, dan saya berharap tensi politik dapat mereda terlebih dahulu," tuturnya.

Mengenai kelanjutan koalisi di Pilkada, Emil berpendapat bahwa hal itu ideal mengingat hubungan yang telah terjalin antara pimpinan partai dan ekosistem yang telah dibangun.

Namun, ia juga menyadari bahwa politik tidak selalu berjalan secara matematis.

"Idealnya memang seperti itu. Jika ada kesempatan di Pilkada dengan pasangan yang kuat dan menjanjikan dalam koalisi 02, itu tentu akan menjadi pilihan utama saya. Namun, berdasarkan pengalaman, koalisi antara pusat dan daerah tidak selalu sejalan karena Pilkada lebih berfokus pada figur. Terkadang, figur yang muncul berasal dari partai yang bukan bagian dari koalisi, tetapi jika bisa dari koalisi, itu tentu lebih baik," pungkasnya.