Minim Perhatian, Perajin Tempe di Subang Keluhkan Harga Kedelai
Jabar – Harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama pembuatan membuat tempe berada dikisaran harga Rp12.100 per kilogramnya.
Tak pelak, puluhan perajin tempe di Subang mengeluhkan harga kedelai yang tak seimbang dengan penjualan.
Sidiq (52) perajin tempe di blok Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Subang mengeluh akan mahalnya harga kedelai impor.
Ia yang menggunakan 35 kilogram kedelai untuk memproduksi 120 lonjor tempe per hari, meminta agar ada subsidi harga pembelian kedelai, setelah sempat terhenti pada tahun 2022.
"Harga kedelai mahal. Kami minta subisidi harga diadakan lagi," kata Sidiq saat ditemui Viva Jabar, Kamis ( 9/5 ).
Akibat harga kedelai yang mahal, ia dan puluhan perajin lainnya terpaksa memperkecil ukuran tempe agar tetap mendapat untung.
"Repot jika tidak disisasati. Itu pun untungnya tipis sekali," jelas dia.
Perajin lainnya Yanto (48), meminta pemerintah daerah mendukung para perajin tahu tempe, untuk bisa tetap beroperasi.
"Minim perhatian dari Pemda, " ucap dia.
Diketahui, Ketua Paguyuban Perajin Tahu Tempe Jawa Barat Muhammad Zamaludin mengatakan, harga kedelai yang mencapai Rp11-12 ribu per kilogramnya merupakan dampak dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang lemah.
"Kita semua berharap harga kedelai bisa normal kembali di angka Rp8.000 per kilogramnya," ujarnya