Operasional Mobil Listrik di Sektor Perekonomian Dimassifkan Hemat Devisa Negara

Ilustrasi Emisi Karbon
Sumber :
  • Pinterest

VIVAJabar - Sejalan dengan program Goes Green yang dilaunching akhir Mei lalu, PosIND siapkan wall charging kendaraan listrik di halaman Kantor Pusat PosIND Bandung. PosIND Goes Green merupakan bentuk transformasi hijau yang dilakukan oleh Pos Indonesia sejalan dengan konsep Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), Governance (Tata Kelola) atau ESG.

ULBI Wisuda 660 Lulusan Gelombang Kedua, Rektor Ingatkan Soal Persaingan Industri

Direktur Utama PosIND Faizal Rochmad Joemadi menyampaikan bahwa PosIND berinovasi untuk memutar roda bisnis perusahaan sembari menjaga keberlangsungan alam. “Penggunaan kendaraan listrik mampu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dibanding jenis kendaraan rendah emisi lain,” tutur Faizal, Selasa 25 Juni 2024.

Diketahui bahwa sektor transportasi merupakan kontributor emisi GRK kedua terbesar di Indonesia. Pemerintah tengah berupaya mendorong penggunaan kendaraan nol emisi dan kendaraan paling sesuai dengan itu adalah kendaraan listrik baterai.

Produksi Tembus 100 Ribu Unit, Xiaomi SU7 Berhasil Membuat Sejarah Baru

Gambarannya, 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,2 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,2 kWh listrik mengeluarkan emisi 1,02 kg CO2e.

 

Xiaomi SU7: Mobil Listrik Pertana Xiaomi dengab Penjualan Perdana Fantastis

PosIND Goes Green

Photo :
  • Istimewa

Penggunaan kendaraan listrik berperan secara langsung dalam mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. Berkurangnya konsumsi bahan bakar fosil turut mengurangi volume impor minyak dan akhirnya mampu menghemat devisa negara. Jika dilakukan dalam jangka panjang, peralihan ini dapat membuat perekonomian negara lebih stabil.

Halaman Selanjutnya
img_title