Turki Diguncang Gempa Terdahsyat Sejak 1939, Presiden Recep Tayyip Erdogan Serukan Rakyat Bersatu

Gempa di Turki
Sumber :
  • npr.org via VIVA.co.id

VIVA JABAR- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan rakyat bersatu usai gempa dahsyat mengguncang negaranya.

Masih Berkeliaran, Kuasa Hukum Almarhum M Idham Minta Polisi Tangkap Pelaku Lainnya

Erdogan meminta agar rakyatnya bisa bersatu dan meningkatkan solidaritas di tengah ujian pasca gempa di negara tersebut.

Dia mengatakan gempa kali ini adalah yang terbesar sejak 1939.

Akan Bantu Perang Melawan Israel, Ini Janji Irak Kepada Komandan Hamas

"Pada pukul 4:17 pagi kita diguncang oleh bencana terbesar sejak gempa Erzincan 1939. Kita sudah mengalaminya pada abad lalu," kata Erdogan di Ankara dikutip dari VIVA.co.id.

Gempa dahsyat berkekuatan di atas 7,5 magnitudo mengguncang Turki dan Suriah. Imbasnya, lebih dari 3000 orang dilaporkan tewas di kedua negara tersebut.

Bang Onim Relawan dari Indonesia, Cerita Pasien di Gaza Operasi Tanpa Obat Bius dan Pereda Nyeri

Sejauh ini, otoritas Turki mengkonfirmasi sudah 2.316 kematian. Sementara itu, 1.293 kematian lainnya dilaporkan terjadi di Suriah.

Selain banyak korban luka, gempa kuat itu menyebabkan ribuan bangunan runtuh di kedua negara. Guncangan awal gempa berkekuatan 7,8 terjadi di tenggara Turki pada Senin pagi kemarin.

Lalu, beberapa jam kembali terjadi gempa berkekuatan 7,6.

Survei Geologi AS menyampaikan awal gempa berpusat sekitar 33 km (20 mil) dari Gaziantep, kota besar dan ibu kota provinsi.

Dari Suriah, dilaporkan korban tewas dampak gempa sudah meningkat menjadi 1.293. Setidaknya 1.293 orang telah tewas dan 3.411 lainnya terluka di seluruh Suriah.

Data Kementerian Kesehatan Suriah menyebut jumlah kematian meningkat di daerah yang dikuasai pemerintah.

"1.411 terluka dan 593 tewas di provinsi Aleppo, Latakia, Hama, Tartus," tulis kementerian kesehatan Suriah.

Sementara, laporan dari kelompok penyelamat White Helmets, di bagian barat laut negara yang dikuasai pemberontak, setidaknya 700 orang tewas. Lalu, lebih dari 2.000 orang terluka.