Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Ingin Indonesia Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel
- IST
VIVA Jabar – Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat kini tengah santer diberitakan dengan berbagai kontroversinya yang mengemuka beberapa pekan terakhir. Mulai dari dugaan adanya pelecehan seksual, pencampuran pria dan wanita dalam satu shaf saat shalat Idul Fitri, cara adzan yang tak lazim hingga muncul isu bahwa di Ponpes Al-Zaytun membolehkan santrinya berzina karena dosanya dapat ditebus dengan uang.
Kini muncul lagi hal kontroversial dari Ponpes Al-Zaytun tersebut. Pimpinan Ponpes yakni Panji Gumilang menginginkan Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel.
Hal ini disampaikan dalam sebuah sesi wawancara dengan Suara Tapian, Hotman J Lumban Gaol dan Tentang Tangdalla yang disiarkan melalui kanal YouTube SuaraTapian TV.
Dalam keterangannya, Panji Gumilang ingin mendorong adanya normalisasi antara Indonesia dengan negara zionis tersebut. Sebab, menurut alumnus UIN Syarif Hidayatullah itu, Israel merupakan pusat perkembangan dunia.
Panji memiliki keinginan untuk bicara langsung dengan Israel meski bukan mewakili pemerintah tapi atas nama pribadi. Dia menganggap lucu Indonesia sebagai negara besar yang enggan mengakui Israel yang disebut sebagai negara pusat perkembangan dunia tersebut.
"Yerusalem (Israel) itu sentral menurut saya, dari bacaan agama agama yang ada, semua arahnya ke Yerusalem. Jadi harus ditempuh. Kalaulah tidak negara atau pemerintah negara, ya person person-nya lah harus mendekat, supaya cair," jelas Panji Gumilang.
Panji Gumilang menyampaikan, dalam Undang-Undang Dasar tidak ada batasan untuk berhubungan dengan negara mana saja. Dia mengatakan Yerusalem sebagai kota yang diperebutkan. Panji meminta supaya mengikuti ketetapan PBB yang menyebut sebagai kota internasional.
"Itu kalau Indonesia bisa duduk bersama, Israel, Palestina, wakil Yerusalem, walau tidak serta merta bisa diatasi, tetapi dua tiga merta bisa diatasi. Tapi kan sayang kita belum membuka hubungan diplomatik, hanya gara-gara menganggap Israel itu penjajah,” ungkapnya.
“Amerika yang membombardir kemana-mana tidak dikatakan penjajah, malah tambah dekat. Prancis yang sampai hari ini punya jajahan itu, kita dekat," pungkas Panji Gumilang.