Alasan Panji Gumilang Tolak MUI dalam Pertemuan Bersama Tim Investigasi di Gedung Sate
- intipselep.com
VIVA Jabar – Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang, ungkap kronologi pertemuannya bersama tim investigasi yang dibentuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada Jumat (23/6/2023) lalu.
Pernyataan resmi yang diunggahnya ini, sekaligus menjawab jika Panji Gumilang tak menjawab pertanyaan yang diajukan saat bertemu tim investigasi di Gedung Sate.
"Jadi Salah kalau ada orang mengatakan Panji Gumilang tidak mau menjawab. itu salah. Mungkin mendapatkan informasi sesat, khususnya dari Majelis Ulama," jelas Panji Gumilang, Minggu (26/6/2023).
Dalam pernyataan resminya yang diunggah pada Minggu (25/6/2023), Panji Gumilang, menyatakan, jika sebelum pertemuan itu terjadi, ia sempat meminta agar waktu pertemuan yang sedianya dilaksanakan pada pukul 13.30 WIB diubah setelahnya.
"Menurut syeh jam itu tidak layak untuk seorang yang membimbing pesantren, karena hari itu jumat. Artinya jam itu adalah jam jumatan. maka surat itu dalam tanda terima syeh sampaikan sanggup datang setelah shalat jumat," ungkap Panji Gumilang.
Lalu, setelah permintaan pimpinan Ponpes Al-zaytun diterima, ia pun bertolak menuju Bandung pukul 13.30.
Menurut keterangan Panji Gumilang, dalam pernyataan resmi yang diunggahnya, jika kedatanganya ke Gedung Sate untuk bertemu tim investigasi, ditemani sekitar 11 orang.
"Syeh datang bersama beberapa sahabat dan driver kurang lebih jumlah yang ikut bersama syeh 12," ungkapnya lagi.
Yang bisa masuk ke dalam, lanjutnya, hanya beberapa orang saja, dan setelah sampai di sana diterima oleh panitia dan acara dibuka.
Kemudian, Panji Gumilang sempat menanyakan agenda dan peserta pertemuan yang datang dalam pertemuan tersbut. Menurutnya, ia menanyakan hal tersebut untuk memastikan tidak ada perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia yang hadir dalam pertemuan tersebut.
"Kemudian ada pertanyaan mengapa dari tim investigasi, kemudian syeh jawab karena Majelis Ulama telah memvonis sebelum tabayun," katanya.
Menurut Panji Gumilang, sikap MUI yang akan tabayun setelah memvonis tidak mencerminkan akhlak dalam islam.
"Karena Majelis Ulama telah memvonis sebelum tabayun, setelah divonis baru akan tabayun, lanjutnya.
Ini, lanjutnya, hal yang keluar dari akhlak islam, dan itu bukan kelakukan umat islam. Umat islam itu, tabayun dulu baru mengatakan sesuatu.
"Kalau ada Majelis Ulama saya tidak mau, karena syarat itu sudah syeh sampaikan, dinyatakan tidak ada dan syeh percaya. Pertemuan pun kemudian dilanjutkan," jelas Panji Gumilang.
Panji Gumilang juga menceritakan jika pertemuaan dan tim investigasi berjalan baik. Bahkan, Panji Gumilang tak berhenti mengapresiasi sikap tim investigasi kepada dirinya, yang mengedepankan tabayun.
"Sebaiknya seperti ini, karena ini tabayun akan lebih baik dan pasti akan lebih baik kalau dilaksanakan di al-zayun karena ini kaitanya dengan al-Zaytun. tidak digedung pemerintahan, usai menawarkan itu lalu disepakati," jelasnya.
Panji Gumilang menegaskan alangkah lebih baiknya jika tim investigasi langsung datang ke Ponpes Al-Zaytun.
"Syeh minta tim investigasi mendatangi Ponpes Al-zaytun supaya memahami pertanyaan-pertanyaan yang disampikan itu ada kontek dengan Al Zaytun," jelasnya.
Menurutnya, Ponpes Al-Zaytun dan dirinya bagai Gula dan semut yang saling melengkapinya.
"Jangan pernah dipisahkna gula dan rasanya, jadi katakanlah Al-Zaytun dan Panji Gumilang adalah gula dan rasa manisnya. kalau ditanyakan di tempat lain menghilangkan gula dari rasa manisnya," Jelasnya.
Kemudian, tak berapa lama kesepakatan pun ditetapkan.
"Semua sepakat bahwa acara hari ini dicukupkan sekian artinya di tutup dan dilanjutkan di Kampus AL-Zaytun, jadi tidak ada maksud untuk tidak menjawab, karena memang belum ada pembahasan.