Geger, Ditemukan Gedung Tempat Ibadah Yahudi Diberi Nama Sinagog di Kompleks Al-Zaytun
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu Jawa Barat, belakangan memantik perhatian publik. Ini bermula dari pernyataan pimpinan Al Zaytun, Panji Gumilang yang dianggap kontoversi dan bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Atas dasar itu, kemudian Panji Gumilang dilaporkan oleh Forum Advokat Pembela Pancasila (FAPP) dan NII Crisis Center ke Bareskrim Mabes Polri dengan tuduhan Penistaan Agama.
Panji Gumilang sendiri sudah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri atas laporan penistaan agama. Kasusnya pun naik status menjadi penyidikan pasca pemeriksaan.
Dari situ kemudian, satu persatu mulai terkuak. Ternyata ada ratusan rekening milik Panji dengan nominal mutasi transaksi mencapai triliunan rupiah.
PPATK juga sudah memblokir rekening milik Panji Gumilang. Adapun tujuan dari pemblokiran seluruh rekening dari Panji Gumilang itu untuk melakukan analisis data lebih lanjut terkait kasus yang menjerat Panji.
Bukan hanya ramai soal pernyataan dan rekening, ada lagi yang menjadi sorotan netizen yakni keberadaan Synagogue atau tempat ibadah orang yahudi yang berada di komplek Pontes Al Zaytun.
VIVA menelusuri keberadaan Synagogue ini melalui google earth, Minggu 9 Juli 2023. Dari situ terpantau ada tulisan Sinagog. Di sana terlihat bagunan berwarna putih biru yang letaknya dekat dengan perkebunan.
Di samping Sinagog, terlihat dikelilingi bagunan asrama Annur dan asrama Al-Musthofa serta gedung serba guna Al Akbar dan Stadion Al Zaytun Indramayu.
Seperti diketahui, Panji Gumilang memiliki alasan sendiri dirinya meminta para santrinya untuk membawakan lagu Hevenu Shalom Aleichem. Padahal, lagu tersebut berbahasa Ibrani yang identik dengan salamnya orang-orang Yahudi.
Panji Gumilang beralasan para santrinya diminta untuk bernyanyi lagu Havenu Shalom Aleichem karena salam berbahasa Ibrani itu bisa digunakan sebagai syair lagu.
Beda Yahudi, beda Islam, menurut Panji Gumilang, salam Assalamualaikum yang merupakan salam orang Islam tak boleh dilagukan.
“Adapun saya menyanyikan karena itu bisa dilagukan. Kalau Assalamualaikum kan gak boleh dilagukan, padahal Hevenu Shalom Aleichem itu sama dengan Assalamualaikum, (bedanya) kalau Assalamualaikum tidak boleh dinyanyikan, kalau ini boleh dinyanyikan karena saya punya nada-nadanya dan not-notnya,” ujar Panji Gumilang dalam program Kick Andy.
Dalam kesempatan itu, Panji Gumilang juga mencontohkan dengan bernyanyi sampai selesai. Mengenai kontroversi ini, sejumlah tokoh di Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai bahwa lagu itu adalah lagu yang khusus dibawakan dalam ritual-ritual keagamaan orang Yahudi.
Mengetahui tuduhan dari MUI tersebut, Panji Gumilang langsung membela diri. Ia mengatakan bahwa tak semua lagu berbahasa Ibrani harus selalu dihubungkan dengan prosesi keagamaan. Dia kemudian memberikan contoh untuk menguatkan argumen tersebut.
“Coba tengok ke Tel Aviv, tatkala turun dari pesawat, anak-anak muda laki, perempuan menyanyikan itu, itu penyambutan, itu hal yang sama seperti salam kita ini, sama dengan taktkala kita mengadakan khutbah pakai Assalamualaikum,” beber Panji.