Viral! Jasa Sewa Pacar di Mataram, Prostitusi Berkedok Baru?

Ilustrasi Hubungan Seks
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Jasa sewa pacar kini muncul di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Jasa tersebut muncul melalui Instagram dengan mempromosikan laki-laki dan perempuan muda berusia sekitar 20 tahun. Sebuah akun Instagram menampilkan tarif menyewa pacar. Untuk online Rp125 ribu dengan pelayanan chat, telepon dan voice note.

Ogah Disangkutpautin Sama Loly, Nikita Mirzani Bakal Ambil Langkah Hukum

Jika hanya menggunakan jasa sewa pacar melalui telepon tarifnya Rp35 ribu per jam, sementara untuk video call mematok tarif Rp45 ribu per jam. Untuk kencan secara langsung atau offline date tarifnya Rp250 ribu per tiga jam, Rp300 ribu per empat jam dan 350 ribu per lima jam. Tarif akan bertambah per jam Rp100 ribu dengan maksimal jasa selama 8 jam.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, mengatakan bisnis tersebut memang tidak berimplikasi hukum, namun sangat rawan jika disalahgunakan, apalagi menjurus ke prostitusi.

Seret Tisya Erni, Hotman Paris Didesak Beri Bantuan Hukum untuk WNA Korea

“Itu menawarkan jasa menjadi pacar sementara baik offline maupun online. Cuma itu rawan kalau sampai kemudian disalahgunakan.

Banyak kemungkinan jangan-jangan bisnis seperti itu menjurus ke prostitusi,” katanya dihubungi, Kamis, 13 Juli 2023. Dia mengkhawatirkan jika bisnis tersebut nantinya justru menjurus ke prostitusi yang memakan korban pemberi jasa tersebut.

Pernah Terlibat Kasus Prostitusi, Pedangdut Tisya Erni Dituding Jadi Pelakor WNA Korea

“Saya mengkhawatirkan dampak di belakang bisnis itu. Bisa jadi, media pertemanan saja bisa disalahgunakan prostitusi apalagi ini (jasa sewa pacar), bisa jadi ke arah sana (prostitusi) nantinya,” ujarnya.

Dia mengatakan dalam hukum formal memang tidak ada sanksi pidana terhadap jasa sewa pacar, namun secara sosial budaya kemasyarakatan tentu belum dapat diterima. “Dari sisi hukum formal tidak ada tindak pidana, namun secara sosial budaya di masyarakat mungkin ada sesuatu yang belum bisa diterima,” kata Joko.

Halaman Selanjutnya
img_title