Inara Rusli Bongkar Kasus Perselingkuhan, Hotman Paris Beri Saran Agar Tak Berimplikasi Hukum
- viva.co.id
VIVA Jabar – Sejak kabar keretakan rumah tangganya mencuat ke permukaan, Inara Rusli terkesan vokal dalam membongkar perselingkuhan suaminya, Virgoun.
Akibatnya, mantan personel girlband Bexxa itu dipolisikan oleh Tenri Ajeng Anisa atau yang lebih dikenal dengan panggilan Tenri Anisa, perempuan yang diduga sebagai selingkuhan Virgoun terkait pencemaran nama baik. Sebab, nama Tenri juga terseret dalam masalah cekcok rumah tangga vokalis band Last Child itu.
Inara Rusli
- intipseleb.com
Bertolak dari permasalahan yang menimpa Inara Rusli dan Tenri Anisa yang diketahui saling lapor ke polisi, pengacara kondang Hotman Paris turut angkat bicara. Ia memberi saran kepada siapapun yang hendak membongkar kasus perselingkuhan publik. Menurutnya, seseorang harus hati-hati dalam membongkar suatu ke publik yang menyangkut orang lain di luar rumah tangganya.
"Kalau sudah menyangkut nama orang di luar pasangannya, harus berhati-hati. Karena masalahnya sama suami atau istrinya, kalau melibatkan orang lain harus lebih hati-hati," kata Hotman Paris saat berbincang dengan dr. Richard Lee dalam konten videonya di YouTube.
Lebih lanjut, pengacara bergaya nyentrik itu menambahkan agar tidak berimplikasi hukum, sebelum bertindak harus mengumpulkan bukti-bukti dan hal yang dapat menguatkan. Sehingga tidak terkesan pencemaran nama baik.
"Sebelum bertindak, kumpulin bukti sebanyak mungkin. Kalau curiga sama istrimu, kau diam-diam copy semua chat, video. Kalau kau curiga sama lakimu juga begitu," kata Hotman Paris.
"Itu merupakan pembuktian apakah kau akan mengambil tindakan hukum atau melalui jalur opini di medsos," kata Hotman Paris.
"Di dalam UU ITE sudah ada SK bersama Kapolri dan Jaksa Agung, bukan pencemaran nama baik kalau apa yang dipublikasikan kejadian sebenarnya. Makanya kalau kau mau ke arah sana, kumpulkan bukti sebanyak mungkin," paparnya.
Selanjutnya Hotman Paris menegaskan, bahwa chat yang berisi dugaan perselingkuhan tidak masalah apabila dibuka di depan publik. Dengan catatan, hal tersebut merupakan fakta yang sebenarnya.
"Kalau itu fakta tak terbantahkan maka ancaman pidananya tidak ada menurut SK bersama Kapolri dan Jaksa Agung," jelasnya.
