Mitos! Apabila Anak Lelaki Minum Susu Soya Akan Jadi Lebih Feminim, Ini Penjelasan Dokter

Ilustrasi Kacang Kedelai
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar Risiko alergi pada anak-anak di Indonesia tetap menjadi tantangan serius dalam bidang kesehatan yang harus mendapatkan perhatian serius dari para orangtua. Salah satu alergi yang umum terjadi adalah alergi terhadap susu sapi. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi alergi ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak.

Fitur Smartwatch yang Bisa Tingkatkan Gaya Hidup Sehat

Di negara-negara berkembang, masih banyak anak-anak pada usia dini yang mengalami alergi makanan, terutama alergi terhadap susu sapi yang tidak cocok. Di Indonesia, sekitar 3 dari 10 anak mengalami ketidakcocokan terhadap susu sapi, dan dari jumlah tersebut, sekitar 2 dari 3 anak mengalami alergi sebagai penyebabnya.

Ilustrasi Destinasi Kuliner, Air Susu

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews
7 Aktivitas Ini Bisa Melatih Daya Ingat

"Protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia. Kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang menyebabkan reaksi alergi. Reaksi-reaksi ini dapat diperantarai Imunoglobulin E (IgE) atau non-IgE," ujar Dokter Anak Konsultan Alergi Imunologi, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M. Kes, dalam webinar bersama Danone, baru-baru ini.

Reaksi alergi yang diperantarai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat, memakan waktu lebih lama untuk sembuh tetapi lebih mudah untuk mendiagnosisnya. Biasanya, anak-anak yang alergi terhadap susu sapi dapat mengalami berbagai keluhan.

Jarang Diketahui, Ini 6 Manfaat Biji Pepaya untuk Tubuh

"Manifestasi terbanyak di kulit berupa dermatitis atopik atau eksim sebesar 35 persen," imbuh Prof Budi.

Gejala lain di kulit berupa Urtikaria sebesar 18 persen. Sementara, keluhan di saluran pernapasan berupa asma (21 persen) dan Rinitis Alergi (20 persen). Pada gejala di saluran Cerna berupa diare (53 persen) dan kolik (27 persen). Beberapa kasus yang jarang terjadi bisa menimbulkan anafilaksis sebesar 11 persen.

Halaman Selanjutnya
img_title