Sepulang dari Tanah Suci, Seorang Jamaah Haji Asal Jawa Timur Gugat Kemenag, Ada Apakah?

Ilustrasi Jamaah Haji di Bandara
Sumber :
  • screenshoot by Viva

Begitu pula ketika di Muzdalifah, Prayitno mengaku dua kali tak diberi makan. Total semuanya sembilan kali jatah makan tak diberikan oleh petugas haji. "Bahkan air minum tidak ada sampai makan siang juga tidak dikasih. Baru dikasih jam 5 sore itu untuk makan malam," ujarnya.

Ashanty akan Umroh di 10 Hari Terakhir Ramadan, Bakal Rayakan Lebaran di Tanah Suci

Bentuk penelantaran lain, papar Prayitno, yaitu terkait penjemputan jamaah di Muzdalifah. Saat itu, jamaah yang datang tengah malam dijanjikan akan dijemput setelah Shalat Subuh.

Nyatanya ada yang dijemput pukul sembilan pagi, ada yang pukul 11 siang, dan ada yang dijemput selepas Zuhur.

BPKH Limited Gandeng Pos Indonesia Garap Ekosistem Haji dan Umrah

"Saya yang [dijemput] jam 11 siang," ucap Prayitno.

Tambahan Air Zamzam

Pulang Umroh, Ini yang Dirasakan Happy Asmara

Keluhan lain disampaikan Holis Mahsuni, jemaah haji asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Dia memprotes Kemenag yang menurutnya tidak menepati janji jatah air Zamzam tambahan sebanyak 5 liter. Namun, dia tak sampai melayangkan gugatan ke pengadilan.

Anggota jemaah haji Kloter 79 itu mengaku sampai sekarang belum juga mendapatkan air Zamzam tambahan. Dia tak tahu apa sebabnya. "Jemaah haji sepulangnya dari Tanah Suci hanya boleh membawa 5 liter, sementara 5 liter tambahan dari Kemenag akan diberikan sesampainya di Indonesia, tapi faktanya nihil," kata Holis.

Halaman Selanjutnya
img_title