Situasi Terkini Rumah Sakit Indonesia Usai Diserang Israel

Rumah sakit Indonesia di Gaza
Sumber :
  • Berbagai Sumber

VIVA JabarTentara Israel yakni IDF semakin mengintensifkan operasi serangan darat terhadap berbagai titik di Gaza, Palestina. Kini, tentara zionis tersebut juga menyasar fasilitas umum termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Berita Terkini! Pemimpin Nomor Dua Hamas Mohammed Deif, Dikonfirmasi Tewas

Dikabarkan bahwa tentara Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza sejak Minggu (19/11/2023).

Tak hanya itu, sejak Senin (20/11/2023) pagi tentara Israel bahkan membombardir bahkan menembaki semua orang yang ada di depan pintu Rumah Sakit yang ada di Jabaliya itu.

Netanyahu Akui Kesalahan Teknis Israel di Gaza

Padahal, menurut laporan Al-Jazeera setidaknya ada sekitar 6000 orang termasuk staf dan 700 pasien berlindung di Rumah Sakit Indonesia tersebut.

Sementara kondisi terkini Rumah Sakit pasca penyerangan tersebut masih mencekam. Otoritas setempat khawatir akan ada pembantaian seperti di Rumah Sakit Al Shifa beberapa hari yang lalu.

Respon Pemimpin Hamas Usai Tiga Anaknya Tewas Dirudal Israel

Sebanyak 200 pasien dievakuasi dari rumah sakit dengan bantuan Palang Merah Internasional (IRC). Mereka dibawa dengan bus ke rumah sakit Nasser di kota selatan Khan Yunis.

"Tentara Israel mengepung rumah sakit Indonesia," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra.

"Kami khawatir hal yang sama akan terjadi di sana seperti yang terjadi di Al-Shifa," tambahnya, merujuk pada rumah sakit terbesar di Gaza yang telah digeledah pasukan Israel sejak Rabu.

"Kami prihatin dan khawatir mereka melakukan pembantaian di sana seperti yang mereka lakukan di al-Shifa." katanya.

Dilansir dari sumber terpercaya, disebut pula masih ada sekitar 400 pasien di rumah sakit tersebut. Dikatakan masih sekitar 2.000 pengungsi berlindung di Rumah Sakit Indonesia itu.

"(Militer Israel) mengakhiri harapan terakhir yang dimiliki siapa pun di Gaza utara untuk mendapatkan perawatan," sebutnya lagi.

"Artinya, 800.000 hingga 900.000 orang akan kehilangan rumah sakit. Hal ini akan menyebabkan kematian banyak orang yang menderita penyakit jangka panjang atau terluka," kata Al-Qudra.