Curhat Sopir Truk Jadi 'Santapan' Pungli Aparat Hingga Tak Bersisa Untuk Anak Istri
- screenshot berita viva news
VIVAJabar - Perjalanan Kang Dedi Mulyadi (KDM) ke Jakarta diwarnai dengan curhatan sopir truk yang kerap kena pungli di jalan tol maupun arteri wilayah Jawa Barat. Kemarin, KDM tak sengaja bertemu dengan sopir yang truknya mogok. Sopir bernama Kasyanto alias Bagong itu membawa muatan cabai dari Blitar menuju pasar di Jakarta dan Tangerang.
Untuk sekali jalan atau tiga hari dua malam, Kasyanto dan temannya mendapat sisa uang Rp400 ribu. Uang tersebut kemudian dibagi dua yang hasilnya Rp200 ribu per orang.
“Apappun yang terjadi, berapapun yang didapat kita tetap syukuri saja,” ucap Kasyanto, Rabu 17 Januari 2024.
Kasyanto menuturkan, beberapa kali pernah pulang tanpa hasil karena uang yang seharusnya untuk anak dan istri di rumah habis dimintai oleh oknum selama perjalanan. Untuk di jalan tol, Kasyanto mengaku kerap disetop oleh oknum aparat lalulintas. Oknum tersebut kerap mencari-cari kesalahan yang ujungnya pengancaman tilang.
“Pernah hilang gak ada oknum itu pas corona, sekarang ada lagi. Mereka itu minta Rp200 ribu, kalau enggak nanti ditilang. Kalau tilang kan susah lagi harus sidang, jauh dari Blitar,” katanya.
Paling parah, kata Kasyanto, adalah oknum Dinas tertentu yang melakukan pungli di luar tol. Modusnya mereka menghentikan truk dan mencari-cari kesalahan sampai menanyakan izin usaha hingga izin bongkar.
Ia mengaku tak berani memviralkan dengan video karena takut. Sebab temannya sesama sopir pernah merekam dan malah urusan semakin panjang bahkan hingga HP disita oleh oknum.
“Yang paling sering ditanyakan itu izin usaha sama izin bongkar. Kalau di jembatan timbang anehnya truk besar tidak pernah masuk, tapi truk kecil selalu masuk dan pasti saja dipermasalahkan,” ucapnya.
Sama dengan oknum aparat lalulintas, oknum Dinas tertentu pun meminta uang damai Rp100-200 ribu. Jika tidak dituruti maka sopir diancam KIR akan ditilang. “Paling sering itu di Jomin, Dawuan, Bekasi Barat, Bekasi Timur dan Bogor. Pokoknya paling rawan itu daerah Bekasi. Saya berharap pungli seperti ini ke depan gak ada lagi,” ujar Kasyanto.
Sementara itu Kang Dedi Mulyadi menegaskan, ke depan tidak boleh lagi ada oknum yang melakukan pungli terhadap sopir. Sebab penghasilan mereka yang pas-pasan bisa habis di jalan. Ia sendiri pernah memergoki aksi oknum seperti yang diceritakan oleh sopir truk tersebut. Meski pernah dibubarkan namun nyatanya aksi pungli masih terjadi dan menyengsarakan para sopir.
“Tolong pada aparat terkait atau Dishub Jabar segera diambil tindakan terhadap jajarannya agar tidak ada lagi yang seperti ini, malu nama baik Jawa Barat. Saya minta mau itu oknum dari kabupaten/kota, provinsi atau pusat tidak boleh ada lagi (pungli). Bikin malu,” tegas Dedi Mulyadi. (****)