Partai Gerindra Hargai Sikap PDIP yang Ingin Jadi Oposisi

Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar – Pimpinan Partai Gerindra menghargai sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sempat menyatakan akan menjadi oposisi apabila capres-cawapres Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pemilu 2024.

Kementerian Imigrasi Cekal Hasto dan Yasonna Laoly ke Luar Negeri Imbas Kasus Harun Masiku

Namun demikian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan bahwa Prabowo akan tetap berusaha merangkul semua partai politik termasuk PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud.

"Sebagai sebuah pernyataan kami menghormati. Tetapi sekali lagi keinginan Pak Prabowo untuk merangkul semua kekuatan tetap akan kami lakukan," kata Muzani usai mendampingi Prabowo ziarah ke Makam Habib Ali Kwitang di Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).

5 Tahun Berlalu, Kenapa KPK Kembali Ulik Kasus Suap Harun Masiku?

Muzani juga menambahkan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pimpinan partai pengusung Anies-Muhaimin di samping pimpinan partai yang mengusung Ganjar-Mahfud.

"Pak Prabowo juga meminta kepada kami untuk terus berkomunikasi dengan para pemimpin partai politik dan kekuatan-kekuatan yang kemarin tidak mendukung beliau," ungkapnya.

Eks Menkumham Yasonna Laoly Dicekal ke Luar Negeri Selama 6 Bulan, Menyusul Hasto?

Selanjutnya, Muzani menegaskan Prabowo sudah ada rencana untuk menemui para tokoh pendukung capres-cawapres yang lain.

"Beliau (Prabowo) belum ngomong detail tapi ada rencana itu. Tokoh dari 01 dan 03," jelasnya.

Hasto Kristiyanto, Sekjend PDI Perjuangan

Photo :
  • Berbagai Sumber

Diinformasikan sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya siap berada di luar pemerintahan. Menurut Hasto, sikap tersebut demi melaksanakan tugas check and balance.

Hasto kemudian menyatakan PDIP berkaca pada pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua, dimana menurutnya kekuasaan yang terpusat telah memunculkan kemudahan untuk melakukan manipulasi.

Kemudian, Hasto membandingkan ketika PDIP menjadi oposisi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dimana partainya mendapat apresiasi.

"Ketika PDIP berada di luar pemerintahan tahun 2004 dan 2009, kami banyak diapresiasi karena peran serta meningkatkan kualitas demokrasi. Bahkan, tugas di luar pemerintahan, suatu tugas yang patriotik bagi pembelaan kepentingan rakyat itu sendiri," kata Hasto kepada wartawan, Kamis (15/2/2024).

Selain berjuang di luar pemerintahan, atau di parlemen, Hasto mengatakan PDIP juga akan berjuang melalui jalur partai.

"Karena apa pun yang terjadi dalam dinamika politik nasional kami punya kewajiban untuk menyampaikan apa yang terjadi kepada rakyat," katanya.