Ray Anggap Sandiaga Lukai Psikis, M. Romahurmuziy Nilai Sandiaga Banyak Disukai Emak-Emak
- Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP
VIVA JABAR - Bicara soal politik tak cukup tentang psikis. Dalam politik yang diperhitungkan ialah tentang realitas dan fakta. Hal itu disampaikan Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy saat menanggapi pernyataan pengamat politik, Ray Raykuti.
Sejarah perpolitikan di Indonesia bersifat dinamis. Sejarah akan selalu berulang. Ia mengatakan, dalam politik, hal yang biasa bahwa pemenanglah yang akan membuat sejarah. Dan persoalan psikis bukan masalah krusial dalam percaturan politik.
“Politik itu kan, kalau pertimbangan psikis kan itu no sekian, gitu ya. Karena kita berbicara realitas kebutuhan politik ya. Politik itu kan soal menang dan kalah. Karena ketika kemudian menang, dia menulis sejarah. Karena sejarah hanya ditulis oleh para pemenang,” ujarnya dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne yang dikutip pada Selasa 2 Mei 2023.
M. Romahurmuziy memberikan contoh tentang perpindahan parpol yang dilakukan beberapa kepala daerah. Tidak sedikit dari elit parpol yang menjabat sebagai kepala daerah lalu kemudian berpisah dari parpol pengusung. Dan itu, menurutnya hal yang biasa terjadi dimana kepala daerah bercerai dengan parpol pengusung.
“Bupati-Wakil Bupati bercerai. Di periode kedua, mereka maju sendiri-sendiri. Jadi, bukan hal yang aneh,” urainya.
Tak hanya itu, Ia pun mengemukakan adanya kesamaan pandangan politik antara PDI-Perjuangan sebagai partai Nasionalis-Religius. Terlebih, terlihat dari sosok Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Dikatakan M. Romahurmuziy, Sandiaga Uno ini mengingatkan sejarah awal pertama kali Presiden Jokowi berpasangan dengan JK. Ia mengutip pernyataan Peneliti Senior Pusat Penelitian Politik LIPI, Siti Zuhro yang mengatakan bahwa Sandiaga Uno mirip JK. Sandiaga Uno sosok yang disukai kalangan emak-emak, punya elektabilitas baik dan dinilai cukup tinggi oleh beberapa lembaga survey.
“Ini mirip-mirip seperti Pak JK di tahun 2014. Pengusaha. Memiliki latar belakang disukai emak-emak, kira-kira begitu demikian. Cukup elektabel. Bahkan salah satunya tertinggi di dunia survey Capres Cawapres,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pengamat Politik Ray Rangkuti mengatakan isu Sandiaga Uno akan disandingkan dengan Ganjar Pranowo bakal sulit terjadi lantaran Sandiaga Uno memiliki beban psikis bagi Prabowo Subianto. Sandiaga Uno dianggap kurang elok bila harus menjadi rival Prabowo di Pilpres 2024.
"Dan, seperti tidak ada rasa empati dari PDIP dan Jokowi pada situasi psikologis yang dialami oleh Pak Prabowo. Oleh karena itu bacaan saya, Sandiaga itu kayaknya akan sulit dipasangkan dengan Ganjar di masa yang akan datang," tutur Ray Rangkuti