Disebut Jadi Pesantren Terbesar di Asia Tenggara, Sosok Ini Ungkap Sumber Dana Ponpes Al-Zaytun

Pondok Pesantren Al-Zaytun bolehkan zina
Sumber :
  • viva.co.id

VIVA Jabar – Pondok Pesantren Al-Zaytun akhir-akhir ini menuai perhatian publik setelah beberapa pernyataan pimpinannya, yakni Panji Gumilang dinilai Kontroversial.

Mengenal Gus Eko, Anak Pedagang Jengkol yang Nyabup dari Perseorangan

Namun, Ponpes yang terletak di Indramayu, Jawa Barat itu memiliki fasilitas yang relatif memadai. Bahkan, disebut-sebut sebagai pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara.

Pasalnya, pondok pesantren itu berdiri di atas lahan seluas 1.200 hektare. Disamping itu, pondok pesantren Al Zaytun juga dilengkapi dengan bangunan-bangunan yang megah.

Gugatan Proses Seleksi Sekda Jabar Masuk Pokok Perkara di PTUN Bandung

Bahkan, ada sumber yang mengatakan bahwa masjid yang ada di Pondok Pesantren Al Zaytun menjadi bangunan tertinggi ketiga yang ada di Dunia.

Karena kemegahan dan luasnya lahan yang dimiliki oleh Ponpes Al-Zaytun tersebut, muncul kecurigaan tentang sumber dana yang diperoleh oleh Pondok Pesantren yang berdiri 27 Agustus 1999 itu.

Minim Apresiasi, Guru Ngaji di Subang Terima Honor Rp100 Ribu Per Bulan

Baru-baru ini, seorang mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan membongkar sumber aliran dana yang masuk ke pesantren Al-Zaytun.

Menurutnya, sumber dana Pesantren Al-Zaytun berasal dari sumbangan jamaah NII. Tak tanggung, Ken Setiawan mengungkapkan Ponpes Al-Zaytun dapat meraup dana sebesar Rp.14 miliar dalam satu bulan.

Selain itu berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh tim MUI pada tahun 2002 juga menemukan bahwa pemasukan dana di Pondok pesantren Al Zaytun berasa dari gerakan NII.

Tak hanya sampai disitu, aliran dana dari NII ke Ponpes Al-Zaytun pun sangat signifikan dimana dana tersebut berasal dari dana hijrah, baiat, penebusan dosa hingga sumber dana lainnya.

Beredar informasi, salah satu aturan Ponpes Al-Zaytun yang dapat menghasilkan dana adalah adanya penebusan dosa dengan uang oleh jemaah pengikut pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu.