Panji Gumilang Perkenalkan Salam 'Havenu shalom aleichem', UAS: Itu Salam Yahudi bodoh!

Ustadz Abdul Somad
Sumber :
  • viva.co.id

VIVA Jabar - Keberadaan Ponpes Al-Zaytun Indramayu mendapat aneka ragam kritik dari sejumlah tokoh masyarakat dan ulama. Pasalnya, diduga banyak penyimpangan yang diajarkan oleh Pimpinan Ponpes tersebut, Panji Gumilang.

Menjanjikan! Bisnis Rumput Laut di Subang Tembus Rp24 Miliar Per Tahun

Belum lama ini, viral ajaran yang disampaikan Panji Gumilang tentang gaya salam baru. Salam itu dikenal dengan sebutan ‘salam Yahudi’ yang kini banyak ditentang lantaran diperkenalkan kepada santri. 

"Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita "havenu shalom aleichem", dalam bentuk bernyanyi. Silakan berdiri, karena ini satu syuro," ujar Panji Gumilang dalam video yang beredar dilansir dari viva.co.id

Melihat Tradisi Penyapu Koin Bertaruh Nyawa di Pantura Indramayu

Setelah seluruh santri dan tamu undangan berdiri, pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu mulai mencontohkan salam tersebut, agar dinyanyikan bersama. 

“Havenu shalom aleichem,” kata dia sambil meminta tamu undangan mengikutinya.

Tradisi Menyapu Uang di Jembatan Sewoharjo, Demi Memenuhi Kebutuhan Lebaran

Sontak hal tersebut pun langsung mendapat banyak respons negatif dari berbagai kalangan, khususnya dari tokoh-tokoh Islam, misalnya saja dari ulama kenamaan Tanah Air, Ustaz Abdul Somad (UAS).

Dalam ceramahnya, Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa yang demikian adalah hal bodoh. 

"Itu salam Yahudi bodoh!” ungkap UAS dilansir @sahabatuaschannel, Rabu, 17 Mei 2023 

Pada kesempatan itu, UAS menyebut Panji Gumilang telah menyalahi syariat Islam. Dia bahkan juga memerintahkan pihak Kepolisian untuk segera menangkap pimpinan Ponpes berusia 76 tahun itu.

“Udah dapat videonya? Saya sudah dapat, ini orang musti ditangkap ini, antek Yahudi,” kata UAS marah. 

"Kita ini ahlussunnah wal jamaah, sudah lebih setengah abad, bahkan hampir satu abad kenapa masih saja ada orang yang tak tahu kemana memasukkan anaknya,” sambungnya 

Kemudian, UAS mengimbau kepada masyarakat muslim untuk lebih selektif dalam memilih lembaga pendidikan untuk anak. Menurutnya, tidak semua pondok pesantren yang memiliki bangunan megah, benar dalam menerapkan ajaran Islam kepada santri-santrinya.

“Jangan memasukkan anak karena bangunan yang megah, rupanya aliran sesat. Bisa pula, tuan syekhnya, di depan santri di dalam masjid, anak-anak diajarkan lagu-lagu Yahudi,” tutupnya