Anggap Biarkan dan Pelihara Fitnah, Civitas Al-Zaytun Sebut Pemerintah Dzalim

Ponpes Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar – Menyusul gencarnya pemberitaan di berbagai media massa tentang polemik Ponpes Al-Zaytun Indramayu, civitas Ponpes pimpinan Panji Gumilang tersebut menyebut pemerintah dzalim pada santri.

Program Bulan Sadar Pajak di Subang, Dongkrak Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

Pasalnya, pemerintah dianggap melakukan pembiaran terhadap banyaknya fitnah dan tuduhan yang dialamatkan pada Ponpes Al-Zaytun. Bahkan, mereka menganggap pemerintah justru memelihara isu dan fitnah tersebut.

Tak hanya itu, dalam versi civitas Al-Zaytun, laporan terhadap polisi terkait penyebar fitnah belum juga ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian. Hal ini berbanding terbalik dengan Panji Gumilang yang sudah menjalani pemeriksaan meski masih tahap penyidikan.

Septian Insan Wibawa Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua Umum SEMMI Jabar di Muswil Pertama

Yang membuat wali santri hingga civitas kecewa, justru pemerintah seperti sudah mengungkapkan adanya gambaran vonis untuk Panji Gumilang.

Misalnya dengan menyatakan bahwa Panji Gumilang akan diproses hukum, dipisahkan dari Al Zaytun hingga membina lembaga pendidikan itu.

Pihak Keluarga Almarhumah Vina Bersyukur Film 'Vina: Sebelum 7 Hari' Rilis di Bioskop

Tak ayal, para wali santri dan civitas Ponpes yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu Jawa Barat itu gaduh dan ramai-ramai membuat beragam pernyataan di media sosial. Bahkan, tak tanggung, ada yang sampai mengatakan pemerintah telah dzalim.

"Terlalu. Akan ada hukum-hukum baru di negara Indonesia: Penyitaan agama, pemblokiran pendidikan," demikian dituliskan salah seorang civitas berinisial DC.

Ia menyebut, bahwa modus yang dijalankan saat ini adalah menguasa lahan dengab cara memboikot asupan makan santri.

Kemudian terjadi pembiaran dan pemeliharaan fitnah dengan membiarkan tanpa tanggapan dan respons laporan para orang tua santri ke kepolisian.

Ia pun memasrahkan urusan Al-Zaytun kepada Allah. Seraya mendoakan agar Al-Zaytun tetap berada dalam lindungan-Nya.

"Ya Allah, kami serahkan urusan yang tiada mampu kami upayakan.  Laa hawla walaa quwwata illa billaah. Kami berlindung kepada Mu Yaa Allah, atas perbuatan dan kekejian manusia dholim," tulisnya.

"Yaa Allah, jaga dan lindungi santri santri MAZ serta seluruh yang berkaitan dengannya. Juga berikan kesehatan yang paripurna kepada Syekh Al Zaytun beserta seluruh eksponen dan guru-guru serta semua karyawan di MAZ," imbuhnya.

Pernyataan yang lebih tajam mengarah pada pemerintah, terlontar dari civitas Al-Zaytun bernisial AL. Menurutnya, pemerintah telah dzalim dan tidak adil serta tidak berperikemanusiaan.

"Dzalim, tidak berprikemanusian dan tidak berprikeadilan. Lembaga pendidikan swasta yang memikirkan makan ribuan santri dan biaya operasional santri diblokir oleh negara," tulisnya.

Bukan hanya itu, seorang civitas lainnya yang berinisial ZZ juga meminta agar kasus ini diadukan ke Mahkamah Internasional. Sebab menurut ZZ, telah terjadi pelanggaran HAM oleh pemerintah terhadap Ponpes Al Zaytun.

"Perlu diajukan ke Mahkamah International biar nyaho! Bahwa telah terjadi pelanggaran HAM berat yaitu kriminalisasi dan presekusi di atas negara yang konstitusinya menjamin kebebasan beragama," bebernya.