Jokowi Kecewa Debat Ketiga Pilpres 2024 Saling Serang Personal: Tidak Mendidik!

KTT ASEAN ke-43, Penutupan oleh Presiden Jokowi
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar – Penyelenggara pemilu yakni KPU RI kembali mengadakan debat capres ketiga sebagai tahapan Pilpres 2024 pada Minggu, 7 Januari 2024 malam. Debat capres tersebut berlangsung sengit dengan saling tukar argumen antar calon.

Istana Tegaskan Jokowi Tak Ikut Campur Pembentukan Kabinet Prabowo-Gibran

Namun, Presiden Jokowi menilai debat ketiga yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta itu sudah kehilangan substansinya. Bukan tanpa alasan, Jokowi menilai debat itu karena sing serang Personal, bukan kebijakan atau visi misi.

“Pertama saya memang melihat, substansi dari visi [kontestan] malah tidak kelihatan. Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya enggak apa apa, asal [itu soal] kebijakan, asal policy, asal visi ya enggak apa-apa,” ujarnya di rumah makan Kampung Kecil Serang, Banten, Senin (8/1/2024).

Resmi! KPU RI Umumkan Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Berikut Perolehan Suaranya

Presiden dua periode itu juga mengatakan bahwa debat yang saling serang personal seperti yang ia lihat pada debat ketiga capres Minggu malam itu kurang memberi pendidikan kepada masyarakat.

“Namun, kalau yang sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam, mengenai apa hubungan internasional, mengenai geopolitik, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton,” katanya.

Ketua Golkar Bantah Pembicaraan Koalisi Besar Jokowi

Jokowi juga mendorong agar debat calon pemimpin diformat ulang sehingga yang ditampilkan dapat mengedukasi masyarakat dengan saling perang gagasan. Pun dengan begitu, masyarakat akan memahami visi misi calon pemimpinnya.

“Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu rambu sehingga hidup, saling menyerang enggak apa-apa tetapi kebijakan, policy, visinya yang diserang, bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif motif personal saya kira enggak perlu. enggak, enggak baik, tidak mengedukasi,” pungkas Jokowi.