Pemilu 2024 Dihantui Konten Palsu 'Deepfake', Kualitas Demokrasi Terancam
- Screenshot berita VivaNews
Ada kekhawatiran bahwa deepfake, teknik manipulasi konten video, gambar dan suara yang mengandalkan AI, akan digunakan untuk mempengaruhi situasi dan opini publik menjelang pemilu 2024.
Hal itu menyusul adanya informasi dari perusahaan keamanan siber Kaspersky. Perusahaan keamanan siber yang bermarkas di Rusia ini mengungkapkan ada permintaan yang cukup signifikan terhadap deepfake.
Dalam beberapa kasus, terdapat kemungkinan permintaan deepfake dari individu terhadap target tertentu seperti selebritas maupun tokoh politik. Dan harga atau tarif per menit video deepfake dapat berkisar antara US$300 (Rp4,7 juta) hingga US$20.000 (Rp313,6 juta).
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk waspada terhadap konten berbahaya yang mungkin ditemui secara online pada pemilu 2024.
Penelitian analisis web gelap ini dibantu oleh layanan Kaspersky Digital Footprint Intelligence, yang melakukan analisis otomatis dan manual terhadap web permukaan (surface web), web dalam (deep web), dan web gelap (dark web), ditambah pengetahuan dan wawasan para ahli kami terkait teknik dan motif para penjahat siber.
Menurut Head of Government Affairs and Public Policy Kaspersky for Asia-Pacific, Japan, Middle East, Turkey and Africa Regions, Genie Sugene Gan, penjahat siber menggunakan teknologi seperti deepfake untuk melakukan penipuan finansial, manipulasi politik, balas dendam, disinformasi, hingga pelecehan.