Minta Anak Berhenti Menangis Ternyata Kurang Baik, Ini Penjelasan dr. Aisyah Dahlan

dr. Aisyah Dahlan
Sumber :
  • viva.co.id

VIVA Jabar – Mengurus atau mengatasi anak nangis tentu bukan pekerjaan mudah. Apalagi anak menangis di depan umum, hal itu tentu menguras tenaga dan pikiran. Perasaan tidak enak karena suasana jadi bising, hingga timbul rasa malu bercampur menjadi satu.

Terbongkar, Ternyata Ini Tujuan Denny Sumargo Pelajari Islam Bahkan Bisa Baca Al-Qur'an

Tentu, menghadapi situasi dan kondisi yang seperti itu, para orang tua langsung meminta sang buah hati untuk segera berhenti menangis. Tapi, meminta anak berhenti menangis itu ternyata kurang baik.

Praktisi neuroparenting, dr. Aisyah Dahlan mengatakan saat orang tua meminta anaknya yang sedang menangis untuk berhenti menangis dapat menyebabkan anak tersebut menjadi apati.

Cerita Horor Dian Sastro saat Baru Mualaf, Dikepung Makhluk Gaib di Bali

Apati sendiri merupakan kondisi dimana seseorang menjadi putus asa dan membuatnya merasa tidak berguna.

"Kalau dilarang (menangis), berhenti, nanti akan jadi pendaman-pendaman, ada teknik alami namanya supresif. Lagi sedih karena besok bunda aku enggak datang, bundanya 'ga apa ga usah sedih, udah biasa' itu bisa berhenti di level sedih. Lama-lama emosinya jadi apati dia nanti lama-lama 'percuma lah gue jadi anak'," kata dr. Aisah Dahlan dikutip dari tayangan YouTube Denny Sumargo.

Dian Sastrowardoyo Ungkap sosok Pria yang Buat Dirinya Belajar dan Masuk Islam

Kemudian, yang perlu orang tua lakukan saat anaknya menangis apalagi hingga tantrum ialah cukup dengan membantunya memvalidasi perasaan si anak.

"Misalnya nangis ibunya tanya 'adek kenapa? adek sedih? 'enggak aku enggak sedih' 'oh jadi adek kesal''iya'. Jadi dengan memvalidasi dia menangis karena sedih otak akan mengerti bahwa menangis karena kesal. Jadi validasi dulu, kemudian 'oh jadi adek kesel iya? kesal kenapa' dari situ keluar semua emosi anak," kata dr. Aisah melanjutkan.

Saat anak sudah mulai meluapkan semua emosinya yang menyebabkan ia menangis, maka orang tua harus langsung berempati terhadap perasaan anak.

"Saat itu kita harus langsung berempati sama dia bahwa kita juga ikutan takut, ikutan sedih. jadi anak merasa dia tidak salah (menangis), karena ibunya mengerti. Ketika anak sudah nangis, sudah divalidasi emosinya itu otomatis naik level emosinya," ujarnya.

"Ketika anak sudah nangis, sudah divalidasi emosinya itu otomatis naik level emosinya. Beri waktu beberapa menit liat anaknya kita spare waktu 10 menit supaya bisa naik level emosinya di level penerimaan kondisi. Setelah menerima baru dikasih nasehat." imbuhnya.