Tiba di Bekasi, KDM Langsung Dipeluk Seorang Ibu yang Nangis Nanggung Beban Hidup Sendiri
- Istimewa
Sejatinya, seorang perempuan akan terus berjuang menghidupi keluarganya meski tulang punggung telah tiada.
“Ada dua kesedihan yang dihadapi. Satu menangis ditinggal suami yang dicintainya, dua dan paling utama bingung menghadapi esok hari setelah suami tidak ada. Tapi itulah kekuatan seorang ibu yang akan berjuang sekuat tenaga mengganti peran seorang kepala keluarga,” ucapnya.
“Perempuan Indonesia adalah perempuan hebat. Ditinggal suami mengurus anak-anaknya masih bertahan hidup, apapun dilakukan, ada yang jualan gorengan, ada yang jadi kuli tandur, kuli sapu, buruh cuci, yang penting anak-anaknya bisa hidup,” ujar KDM.
Sebenarnya, kata KDM, tanggung jawab negara untuk mengurus anak yatim dan orang miskin. Sehingga ke depan sudah saatnya Indonesia dipimpin oleh orang yang bisa lebih peduli pada anak yatim dan orang miskin.
Ia berharap ke depan bersama Prabowo Subianto bisa mewujudkan mimpi membangun bangsa tidak hanya sekadar kata tapi perbuatan. Sebab saat ini kemampuannya untuk membantu warga terbatas karena berasal dari kantong pribadi.
Sementara seorang pemimpin mempunyai kebijakan yang bisa membantu lebih banyak warga.