Begini Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Menurut UAS

Ustadz Abdul Somad
Sumber :
  • viva.co.id

VIVA Jabar - Tepat malam ini, seluruh manusia di muka bumi ini tengah merayakan pergantian tahun baru 2024.

Berharap Pendapatan di Libur Nataru, Dishub Subang Usulkan Tim Terpadu

Di berbagai belahan dunia, tiap-tiap negara memiliki cara masing-masing dalam menyambut gelaran tahun baru masehi.

Sebut saja Indonesia, di negara yang dipimpin Presiden Joko Widodo ini, biasanya masyarakat menyambut tahun baru dengan bakar-bakar ayam, jagung, pesta kembang api, hingga meniup terompet.

Sang Pendongeng Keliling yang Membawa Toleransi, Eklin Amtor de Fretes

Dengan penduduk mayoritas islam, biasanya setiap tahun baru akan ada pertanyaan mengenai bolehkah seorang muslim ikut merayakan tahun baru?.

Menurut Da'i kondang Ustadz Abdul Somad (UAS), tradisi meniup terompet merupakan tradisi agama Yahudi

Derita Mak Entin Seorang Pedagang Kue Ngaku Tanahnya Diserobot Kades Lengkong

"Maka tiuplah terompet-terompet untuk menyambut tahun baru dalam tradisi Yahudi di perjanjian lama. Itu ditiuplah  terompet dari kepala tanduk kerbau," kata UAS dalam video yang diunggah di akun YouTube Indonesia mengaji. 

Oleh karenanya, UAS meminta kepada para orang tua untuk tidak membelikan terompet bagi anak-anaknya. UAS kemudian menyarankan, agar perayaan malam tahun baru diisi dengan kegiatan muhasabah.

"Maka jangan kasih anak kita tiup-tiup terompet. Tanggal 31 Desember malam tahun baru masjid buat taqbilgh akbar undang siapa muhasabah. Jam 10 jam 11 malam muasahab, jam 12, jam 1 terus jangan sampai (tidak)," katanya. 

Jika kemudian para anak muda tidak mengadakan kegiatan muhasabah, sebaiknya UAS menyarankan untuk segera tidur sehabis sholat Isya.  

"Anak-anak muda yang tidak muhasabah tidak datang ke masjid tidur abis Isya. Kalau tidak bisa tidur makan antimo dua biji. Abis Isya (baca doa tidur) baru tidur. Jangan kalian ikut merayakan (tahun baru)," jelasnya. 

Ilustrasi Kemacetan di Puncak

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

UAS menegaskan, tidak diperkenankan umat Islam untuk ikut-ikutan meniup terompet saat pergantian malam tahun baru masehi. 

"Apakah dibenarkan umat islam merayakan tahun baru? dengan pesta kembang api dan terompet? Terompet adalah tradisi Yahdui dalam menyambut tahun baru. kemudian kembang api adalah Majusi, tahun baru kita adalah tahun baru hijrah Nabi Muhammad," jelasnya. 

UAS menambahkan,"Ini tahun baru Masehi yang Nabi Isa tidak tau sama sekali. Maka dari itu kalender dibuat oleh Kaisar Julian membuat kalender, kalender itu dibawa ke Vatikan diubah jadi Kaisar Paus Gregorius maka disebut Gregorian Calender, tidak ada hubungan dengan nabi Isa AS”.