Fantastis! Film Dokumenter Dirty Vote Ditonton Hingga 3 Juta Kali, Begini Kata Sang Sutradara
- Istimewa
VIVA Jabar – Baru-baru ini media sosial diramaikan dengan rilisnya film dokumenter berjudul Dirty Vote. Film dengan durasi hampir dua jam tersebut mengungkap dugaan kecurangan dalam pemilu 2024 dengan memanfaatkan instrumen kekuasaan.
Film yang rilis pada Minggu, 11 Februari 2024 itu dibintangi oleh 3 pakar hukum, yakni Zainal Arifin Muchtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiganya pun tak luput dari perbincangan warganet.
Menurut Bivitri, film tersebut merupakan cerminan sejarah berapa rusaknya demokrasi di Indonesia. Berbagai infrastruktur kekuasaan, digunakan untuk memenangkan salah satu pihak dalam pemilu.
Kemudian, Bivitri juga berpendapat bahwa untuk menjalankan skenario busuk dalam demokrasi yang digerogoti kepentingan orang tak bertanggung jawab, hanya memerlukan mental tak tau malu.
“Untuk menjalankan scenario kotor seperti ini, tak perlu kepintaran atau kecerdasan, yang diperlukan Cuma dua, mental culas dan tahan malu,” ungkap Bivitri.
Sejak ditayangkannya melalui platform YouTube, film dokumenter mampu menyedot perhatian publik. Bahkan, menurut informasi yang dirilis tvonenews film itu sudah diputar sebanyak 3 juta kali dengan mendapat sekitar 35 ribu komentar.
Menurut sang sutradara, Dandhy Dwi Laksono kini kira sudah waktunya menonton film sebagai warganegara.
“Ada saatnya kita menjadi pendukung capres atau cawapres. Tapi hari ini, kita akan menonton film sebagai warga negara,” ungkap Dandhy dalam akun X nya @Dandhy_Laksono Minggu, (11/2/2024).
Hal tersebut turut mengundang perhatian netizen untuk turut berkomentar mengenai film fenomenal tersebut.
“Saya tidak akan hanya berterimakasih kepada tim Dirty Vote karena sudah sangat terbuka mengenai masalah besar yang sangat darurat di negara ini. Tapi saya juga ingin berterimakasih kepada semua orang yang sudah mau menonton dan membuka mata, hati, dan pikirannya untuk mencerna dan mengevaluasi, apresiasi untuk semua dan panjang umur perubahan,” tulis @RATerra.
“Film berani dari akademisi-akademisi berkompeten yang tidak hanya berdasar asumsi, tapi syarat data baik secondary maupun primary karena mereka juga terlibat bahkan sebagai ahli dalam kasus putuasan MK. Bukan berdasar kebencian tapi fokus pada memberikan pendidikan dan pemahaman atas perilaku yang berisiko mengembalikan Nepotisme sebagai business as usual.. dark movie yang hebat.. salut untuk seluruh tim,” komentar @agni.pratama
"Video ini bukan untuk menjelekkan paslon manapun, tetapi untuk mencerdaskan bangsa, mengedukasi dan menyampaikan kecurangan yang luar biasa dalam pemilu 2024. Soal pilihan itu hak kalian semua, semoga setelah menonton video ini kalian semua sadar bagaimana kecurangan pemilu tahun 2024 terjadi, siapa tokoh-tokoh atau dalang di balik semua dan tidak semua orang mau, bisa menerima menonton video ini,” tulis @hadyirfan4275.