Isi Ramadan dengan Kabaikan, IJTI Jabar Gelar Kegiatan Jurnalis Nyantri dan Santunan

IJTI Jabar gelar Jurnalis Nyantri dan Santunan
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat memiliki cara tersendiri dalam mengisi bulan suci Ramadan. Di bulan penuh berkah dan rahmat ini, para awak media yang biasa berkutat dengan berita tersebut mengisi ramadan dengan berbagai kegiatan positif.

Resmi Dilantik, Pengurus HMI Badko Jabar Gelorakan Semangat Menyongsong Indonesia Emas 2045

Salah satu yang dilakukan oleh para jurnalis yang tergabung di IJTI Jabar tersebut ialah mendatangi pondok pesantren untuk mengikuti kegiatan yang biasa dilakukan oleh para santri.

Kegiatan bertajuk Jurnalis Nyantri ini digelar di Pondok Pesantren Sukamiskin di Jl. A.H. Nasution, Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung pada Jum'at, 22 Maret 2023. Dalam kegiatan ini, IJTI memberi pelatihan tentang jurnalistik bagi para santri. 

Raih Gelar Juara Liga 1, Persib Bandung Dapat Apresiasi Rp.500 Juta dari Pemprov Jabar

IJTI Jabar gelar Jurnalis Nyantri dan Santunan

Photo :
  • Istimewa

Selain itu, dilakukan juga pemberian santunan kepada marbot masjid di sekitar Ponpes Sukamiskin. Turut hadir, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin, Kadiskomfo Jabar Ika Mardiah dan sejumlah pimpinan rekdasi media.

Persib Juara Liga 1, Begini Sambutan PJ Gubernur Jawa Barat

Ketua IJTI Jawa Barat Iqwan Sabba Romli mengungkap alasan digelarnya Jurnalis Nyantri. Menurutnya Jurnalis Nyantri diharapkan bisa jadi jembatan antara jurnalis dan santri untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Iqwan menuturkan, di tengah era serba digital dan mudahnya mencari informasi saat ini, diharapkan pondok pesantren ikut andil menjadi episentrum untuk menyebarkan informasi yang benar, akurat dan lengkap.

"Kami melakukan ini dengan harapan santri dapat mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dari pengambilan gambar karena sekarang eranya media sosial, era informasi digital dan santri harus unggul dalam memberi informasi kepada masyarakat. Dalam menyiarkan apa yang harus dilakukan oleh santri," ucap Iqwan.

Selain itu, Iqwan menyatakan, jurnalis juga memerlukan pegangan dari sisi pendidikan agama dalam menjalankan tugas sehari-hari. Selain kode etik yang ada pada undang-undang pers, Ia menyebut jurnalis khususnya yang beragama Islam harus punya pegangan lain.

"Berkaca dari kegiatan kejurnalistikan, biasanya fatsoen kami kode etik, tapi untuk pers muslim, kode etik dalam Al-Qur'an itu ada," ujarnya.

"Jadi bahwa kerja jurnalistik ada dalam kitab suci Al-Qur'an dan itu harus jadi panduan kami semua, agar memberikan nilai manfaat lebih dalam menyiarkan informasi yang akurat lengkap dan bermanfaat," jelasnya.

IJTI Jabar gelar Jurnalis Nyantri dan Santunan

Photo :
  • Istimewa

Sementara itu, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin menyambut baik kegiatan Jurnalis Nyantri ini. Menurutnya kegiatan ini bisa jadi wadah dan jembatan bagi anak muda khususnya santri yang punya bakat dalam dunia jurnalistik.

"Saya menyambut baik program jurnalis santri ini karena memang banyak anak-anak muda atau santri yang punya bakat menulis, bakat menggunakan kamera atau video atau foto," ucap Bey usai membuka Jurnalis Nyantri edisi ketiga ini.

Dengan mendapat pelatihan dan bimbingan, Bey menganggap bakat para santri bisa lebih tereksplorasi lagi. Dia juga mengingatkan, prinsip-prinsip yang dimiliki santri bisa digunakan dalam tugas sehari-hari jurnalis untuk memberikan informasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

"Apalagi mereka adalah seorang santri, jadi nilai-nilai kebenarannya pasti akan lebih dipegang, prinsip-prinsip itu akan dipegang oleh para santri itu dan juga untuk para jurnalis karena akan ikut pesantrennya. Semoga lebih patuh pada norma-norma jurnalistik, memegang teguh prinsip-prinsip jurnalistik dan media ini menjadi patokan masyarakat untuk mencari berita-berita yang benar," jelasnya.

Lebih lanjut, Bey menegaskan, Jurnalis Nyantri bisa dijadikan sarana untuk memerangi informasi hoak yang masih banyak beredar di masyarakat. Selain pondok pesantren, dia mengharapkan kegiatan serupa juga digelar di sekolah-sekolah.

"Tidak hanya santri, misalnya juga ke pelajar atau ke mahasiswa, pasti akan lebih bisa lagi dan akan mendorong masyarakat untuk memberitakan yang benar dan tidak menimbulkan berita-berita yang meresahkan," ujarnya.

Di tempat yang sama, pengasuh Ponpes Sukamiskin Fahmi Muhammad menyampaikan, kegiatan Jurnalis Nyantri ini diharapkan bisa memberi pengalaman dan ilmu baru bagi santri. 

"Mudah-mudahan ada pengalaman lebih bagi santri karena kegiatan mereka disini setiap hari mengaji. Jadi supaya ada pengalaman dan ilmu baru bagi santri disini dengan kegiatan ini," ucap Fahmi.

Dia juga menuturkan, pihaknya mengajak jurnalis untuk ikut dan merasakan langsung menjadi seorang santri. Jurnalis diajak mengikuti seluruh kegiatan santri mulai dari bangun pagi hingga malam hari.

"Kita mengajak jurnalis juga untuk mengikuti kegiatan santri disini mulai dari bangun tidur hingga malam hari," pungkasnya.