Hal Ini Jadi Faktor Kang Dedi Ikut Prabowo Subianto di Gerindra

Prabowo Subianto dan Kang Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Spekulasi Kang Dedi Mulyadi (KDM) pindah partai ke Gerindra hingga kini masih menjadi buah bibir masyarakat. Banyak orang yang bertanya-tanya bahkan membangun opini pribadi menilai kepindahan mantan Bupati Purwakarta dua periode itu.

Prabowo Blak-blakan Soal Misi Indonesia Pasca Terpilih Jadi Presiden

Salah satunya opini itu diungkapkan oleh seorang penulis bernama Ibrahim Natzia Ahimsa. Ia memaparkan ada sejumlah faktor yang membuat KDM pindah haluan.

Dalam tulisannya ia menyebut ada dua hal yang ramai diperbincangkan oleh masyarakat mengenai faktor KDM pindah ke Gerindra. Pertama karena Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat bergabung ke Golkar.

Minta Maaf, Kepsek SMK Lingga Kencana Depok Ingin Tradisi Study Tour Ditiadakan

“Kedua, Kang Dedi Mulyadi hengkang dari Golkar karena mungkin tidak ingin satu partai dengan mantan Istrinya yaitu Anne Ratna Mustika yang sekarang menjadi Bupati Purwakarta,” kata Ibrahim.

Namun Ibrahim menilai isu tersebut sekadar isu yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Ia justru menilai kepindahan KDM karena ada kesamaan ideologi dengan Prabowo yang tak lain Ketua Umum Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan.

Belajar Usaha Nasi Goreng ke Ciater, Raka Malah Jadi Korban Tragedi Maut Bus Study Tour

Analisa pertama, Prabowo Subianto memiliki kecintaan terhadap budaya yang salah satunya menjadi Ketum PB Ikatan Pencak Silat Indonesia. Hal tersebut seirama dengan KDM yang selama ini dikenal sebagai tokoh yang konsisten terhadap kelestarian budaya khususnya Sunda.

Kedua, Prabowo dinilai memiliki kecintaan terhadap nilai seni yang bisa dilihat dari berbagai ornament seperti di Kantor Kemenhan. Begitu pun KDM yang selama ini menyukai karya seni dengan mengoleksi berbagai benda dan lukisan dengan memajangnya di kantor seperti di Gedung Kembar Purwakarta.

“Jika kita berkunjung ke Purwakarta ada namanya Gedung kembar di sana banyak terdapat lukisan-lukisan para tokoh-tokoh penting Nusantara maupun lukisan mitologi Nusantara, akan tetapi Gedung kembar kini sebagian lukisannya sudah dihilangkan pasca mantan Istrinya Dedi Mulyadi menjabat. Di rumahnya pun Dedi Mulyadi memiliki beberapa koleksi lukisan-lukisan yang mendukung keindahan rumah yang menjadikan nilai estetik,” ucapnya.

Hal lain yang menjadi kesamaan keduanya adalah sama-sama memiliki tempat tinggal yang memiliki nilai peradaban tinggi. Prabowo dengan Garuda Yaksa di Hambalang dan Kang Dedi Mulyadi dengan Lembur Pakuan di Subang.

“Di kampungnya atau di kediamannya mereka sama-sama memiliki budidaya peternakan seperti kambing dan sapi, akan tetapi di Lembur Pakuan tidak ada kuda. Baik di Hambalang maupun di Lembur Pakuan kedua tokoh tersebut sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keindahan mereka tata lingkungan agar menjadi lingkungan yang asri,” katanya.

Faktor lainnya adalah saat tahun 2011 lalu patung-patung di Purwakarta yang memiliki nilai seni dan budaya dihancurkan oleh salah satu ormas yang menganggap hal tersebut sebagai bentuk kemusyrikan.

“Pada saat itu yang pertama memberi dukungan dan pertolongan adik Prabowo Subianto yaitu Hashim Djojohadikusumo. Pak Hashim membeberkan bahwa ia juga menyukai patung-patung tersebut karena memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi bagi budaya Nusantara, dan ditambah beliau pecinta wayang kulit serta budaya Indonesia,” beber Ibrahim.

Dari sejumlah fakta itulah Ibrahim Natzia Ahimsa selaku penulis menyimpulkan mengapa Kang Dedi Mulyadi pindah ke Partai Gerindra yang memiliki Ketua Umum Prabowo Subianto.