Penelitian Ungkap Resistensi Antibiotik Meningkat Seiring Meningkatnya Konsentrasi PM2.5 di Udara

Ilustrasi Polusi (Pencemaran) Udara
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Resistensi antibiotik adalah ancaman yang berkembang terhadap kesehatan global. Pada tahun 2019, kasus ini menyebabkan lebih dari 1,27 juta kematian di seluruh dunia dan diproyeksikan bahwa resistensi antimikroba (termasuk resistensi bakteri terhadap antibiotik) dapat menyebabkan 10 juta kematian per tahun pada tahun 2050.

Bisa Melalui DANA, Program Bantuan PKH Segera Cair! Cek Jadwalnya Disini

Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih dan pneumonia. Tetapi penyalahgunaan dan penggunaan yang berlebihan telah berkontribusi pada munculnya bakteri yang mengandung gen yang memungkinkan mereka menahan daya bunuh antibiotik. 

Kondisi itu menyebabkan infeksi yang jauh lebih sulit diobati. Resistensi antibiotik menyebar ke manusia melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

Peringatan Bahaya Keseringan Konsumsi Gulai Otak: Ahli Gizi Masyarakat Angkat Suara

Meski demikian, sebuah studi baru menunjukkan bahwa ini bukan satu-satunya cara bakteri resisten dapat menyebar.

Hari Jamu Nasional 2024: Anak Muda Bergairah dengan Tradisi Kesehatan Warisan Bangsa

Menurut peneliti dari China dan Inggris, polusi udara juga dapat menyebarkan resistensi antibiotik.

"Ini adalah studi pertama yang secara komprehensif memperkirakan hubungan antara peningkatan resistensi antibiotik dan polusi udara secara global," tulis keterangan dalam laman Science Alert, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi Polusi (Pencemaran) Udara

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Tinjauan tersebut menganalisis temuan penelitian sebelumnya yang mengamati pola penyebaran resistensi antibiotik melalui udara selama hampir dua dekade.

Mereka melihat 12 studi penelitian yang dilakukan di 116 negara, termasuk Inggris, AS, China, India, dan Australia. 

Studi-studi tersebut memperkirakan munculnya bakteri atau gen yang kebal antibiotik di atmosfer. 

Studi itu mengamati secara khusus jenis polusi udara yang paling berbahaya – PM2.5 merupakan partikel yang memiliki diameter 2,5 mikrometer, sekitar 3 persen diameter sehelai rambut manusia. PM2.5 tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan mudah terhirup. 

Ilustrasi Polusi (Pencemaran) Udara

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Penelitian menemukan bahwa resistensi antibiotik meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi PM2.5 di udara. 

Setiap kenaikan 10 persen, konsentrasi PM2.5 dikaitkan dengan peningkatan resistensi antibiotik global sebesar 1,1 persen dan 43.654 kematian akibat infeksi bakteri yang kebal antibiotik. 

Studi melaporkan bahwa tingkat resistensi antibiotik tertinggi terlihat di Afrika utara dan Asia barat. Daerah ini juga memiliki polusi PM2.5 yang paling parah. 

Ilustrasi Polusi (Pencemaran) Udara

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Bahkan peningkatan 1 persen PM2.5 di semua wilayah dikaitkan dengan peningkatan resistensi Klebsiella pneumoniae terhadap beberapa antibiotik – termasuk polimiksin yang merupakan pilihan terakhir antibiotik.

Bakteri ini biasanya menyebar di rumah sakit dan dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi saluran kemih.