Makanan Unik ini Jarang Dilirik

Rabeg banten
Sumber :
  • Screenshot

Viva Jabar –Berbicara soal makanan berbicara soal selera. Ada beberapa makanan unik yang tidak dilirik oleh wisatawan. Mungkin karena terbiasa atau memang mencari makanan yang lain.  

Kuliner Karawang, 8 Tempat Makan Enak yang Wajib Dicoba di Kota Industri!

Beberapa di bawah ini yang jarang dilirik orang. Melansir dari beberapa sumber. Makanan unik dan enak bisa kita coba ketika berwisata.

1. Bubur Ase, Jakarta 

10 Jenis Hidangan Berbahan Dasar Sorgum

Bubur ase

Photo :
  • Screenshot

Bubur Ase merupakan salah satu makanan tradisional khas betawi yang sudah jarang ditemui di Jakarta. keunikan makanan ini terletak pada komposisinya, di dalamnya ada semur daging, tahu, asinan sawi, acar dan mentimun. 

Resep 3 (Akhir): Perkedel Sayur, Pengganti Asupan Gizi buat Anak Ala Dapur Umami

Nama makanan ini diambil dari asinan dan semur. 

2. Tengkleng kuah, solo 

Tengkleng kuah

Photo :
  • Screenshot

Salah satu makanan tradisional khas Solo ini banyak dicari tetapi tidak mudah ditemui. Isi tengkleng sendiri terdiri dari berbagai macam jeroan kambing dan sangat cocok dinikmati dengan nasi putih dan teh hangat sebagai hidangan makan malam

3. Mie Atep, Belitung

Mie atep

Photo :
  • Screenshot

Salah satu makanan tradisional khas Belitung yang wajib kamu coba yaitu Mie Atep. Kuliner yang satu ini harus kamu coba karena menyajikan rasa nikmat dengan kombinasi sempurna dari berbagai bahan dasar bumbu serta kenyalnya mie kuning yang dipadukan dengan tauge hingga cabai rawit tumbuk khas Belitung.

4. Rabeg, Banten

Rabeg banten

Photo :
  • Screenshot

Rabeg merupakan merupakan makanan tradisional Banten yang diadaptasi dari kuliner Arab dengan bahan utama daging dan jeroan kambing. Rabeg memiliki rasa pedas bercampur manis dan tampilannya hampir mirip dengan semur yang dipadukan dengan tongseng karena terdapat berbagai rempah–rempah di dalamnya.

5. Gulo Puan, Palembang

Gulo puan

Photo :
  • Screenshot

Gulo Puan memiliki sejarah sebagai makanan para bangsawan di Kesultanan Palembang. Dulunya, makanan ini adalah upeti dari masyarakat Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI) kepada Sultan Palembang. Tapi, seiring berjalannya waktu, makanan ini berkembang dan menjadi makanan tradisional khas Palembang.