Anies Buka Suara soal Pencabutan Izin Acara Desak Anies di Museum Diponegoro DIY
- Berbagai Sumber
VIVA Jabar – Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan akhirnya buka suara terkait pencabutan izin acaranya di Museum Diponegoro Sasana Wiratama Yogyakarta. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, pihaknya sudah mau move on.
Ditemui saat kampanye di Yogyakarta, Anies juga mengajak untuk memberi kesempatan dan kesetaraan yang sama untuk semua
"Wah, kita sudah mau move one pada acara berikutnya. Tapi jadi pelajaran bagi semuanya. Yuk kita beri kesempatan yang sama, kesetaraan yang sama," ujar dia saat giat kampanye di Yogyakarta, Selasa (23/1/2024).
Anies juga menyampaikan bahwa acara Desak Anies tersebut sebagai upaya menjaga demokrasi, bukan sebagai perusak demokrasi.
"(Desak Anies) jadilah bagian yang bisa dicatat oleh sejarah sebagai penjaga demokrasi, penjaga konstitusi. Jangan dicatat sebagai perusak demokrasi yang mencatatkan praktik konstitusi," ungkapnya.
"Perubahan. Kita ingin mengembalikan kebebasan untuk berserikat, berkumpul. Yang dikerjakan ini adalah aktivitas konstitusional dalam rangka menjalankan perintah konstitusi," sambung dia.
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, Ketua Tim Hukum Nasional (THN) Timnas AMIN, Ari Yusuf Amir mengatakan pencabutan izin di Museum Diponegoro Sasana Wiratama tersebut dilakukan secara dadakan. Padahal, menurutnya Timnas AMIN bahkan sudah menata barang untuk persiapan acara.
"Informasi awal, kegiatan maunya di Museum Diponegoro tapi nggak jadi. Padahal sudah loading barang," kata Ari, Senin (22/1/2024).
Ari mengatakan perizinan dari acara tersebut dicabut. Tim Hukum Nasional Timnas AMIN sedang melakukan investigasi terkait itu.
"Iya benar (dicabut izinnya), ini Tim THN lagi investigasi di mana masalahnya," kata dia.
Ari mengungkapkan bahwa acara tersebut menuai antusiasme tinggi, sehingga beberapa menit saja dibuka, pendaftar sudah mencapai ribuan.
"Pendaftaran acara Desak Anies baru dibuka beberapa menit, langsung diserbu 4000 pendaftar. Padahal awalnya panitia menyiapkan untuk 500-600 orang," ujarnya