Marak Uang Palsu di Subang, Warga Minta Polisi Segera Bertindak

Juru Parkir Pasar Terminal Subang, Suhendar tunjukan Upal.
Sumber :

JabarUang palsu alias upal di Subang kembali merebak pasca juru parkir di pasar terminal Subang mendapati uang kertas pecahan Rp50 ribu palsu.

Bulog Subang Movement Puluhan Ribu Ton Beras ke Dua Daerah

"Sepertinya sindikat, soalnya jarang belanja ke pasar ini. Usianya pun masih muda di bawah 20 tahun," ujar juru parkir Pasar Terminal Subang, Suhendar pada Viva Jabar, Jumat (24/5).

Upal yang terlihat asli, dimanfaatkan oleh pasangan muda-mudi yang datang ke pasar terminal Subang untuk mendapatkan kembalian saat membayar belanjaan atau biaya parkir.

Jual Rokok Ilegal, Warga Tanjung Siang Subang Divonis 2 Tahun Penjara

Suhendar mengatakan pasangan tersebut mengaku sedang mencari barang belanjaan. Namun tak terlihat membeli barang apapun. Ia pun langsung disodori uang Rp50 ribu untuk membayar retribusi parkir dengan alasan tak memiliki uang recehan.

"Katanya nggak ada uang receh. Lalu menyodorkan uang Rp50 ribu," kata Suhendar.

Yeni, Jaksa Subang Penuh Talenta

Usai memberikan uang kembalian Rp48 ribu, ia beranjak ke warung untuk membeli rokok. Namun uang tersebut tidak diterima pemilik warung karena dinyatakan palsu.

Pemilik warung kelontong kelurahan Sukamelang, Karpin Aripin (50) mengatakan, Upal makin marak beredar di wilayah Subang kota. Hal tersebut lantaran banyak pembeli yang menggunakan Upal namun terdeteksi oleh alat secure money.

"Udah dua Minggu saya melayani tiga pembeli menggunakan uang palsu, untung terdeteksi," ungkap Karpin.

Ia berharap, pihak Kepolisian Subang segera bertindak untuk menangkap pengedar uang palsu. Karena disinyalir para pelaku adalah sindikat dari dalam dan luar daerah Kabupaten Subang.

"Udah makin marak dan menghawatirkan, polisi harus segera bertindak," tambah dia.

Seperti diketahui, pihak Bank Indonesia telah mengimbau agar masyarakat selalu waspada dengan peredaran uang palsu menjelang Pemilu tiba.

Direktur Pengendalian Uang Bank Indonesia, Luctor Tapiheru jmeminta kepada pelaku UMKM dan warung kecil agar selalu waspada terhadap peredaran Upal, karena peredarannya lebih dominan di Pulau Jawa