Kampung di Cirebon Terjebak di Lingkungan Air Kotor Selama Puluhan Tahun
- Istimewa
Tidak hanya itu, setelah instalasi program ini selesai, tiap penerima manfaat air bersih akan membayar iuran. Mereka akan menggunakan dana itu untuk kebutuhan perawatan, sekaligus pendanaan penerapan program serupa di sekitarnya.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al-Muhtadin, Syafrudin mewakili warga menyambut baik inisiasi program kolaborasi ini. Mereka mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, karena program air bersih ini menjawab harapan warga sejak lama.
“Kami mengalami kesulitan air bersih selama 70 tahun, kurang lebih sejak desa ini berdiri, program ini tentunya menjawab harapan kami,” ucap Syafrudin.
Ia melanjutkan, jika aliran air di masjid sedang tidak berfungsi, mereka seringkali mengeluarkan dana yang cukup besar hanya untuk mendatangkan air bersih. Kurang lebih Rp 12 juta dalam sebulan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Sekarang kami siap mengawal pembangunan hingga tuntas sekitar empat bulan ke depan, sampai air bersih mengalir ke rumah warga,” imbuh Syafrudin.
Program ini juga menandai peluncuran Kampung Zakat oleh Kementerian Agama di Desa Guwa Lor. Inisiatif ini memperluas cakupan pemberdayaan warga melalui kolaborasi berbagai pihak, seperti keterlibatan warga, penggerak masjid, koperasi, lembaga filantropi, termasuk YBM BRIliaN dan Rumah Amal Salman yang didukung Kementrian Agama dan Kantor Urusan Agama Setempat. *