Hacker Indonesia Turun Tangan, Ponpes Al-Zaytun akan Diserang

Ilustrasi Hacker
Sumber :
  • viva.co.id

VIVA Jabar – Polemik Ponpes Al-Zaytun Indramayu, kini benar-benar membuat banyak kalangan geram. Ajaran dan praktik-praktik ibadah yang diduga menyimpang dari ajaran Islam, terus menjadi perbincangan dan memantik kekesalan publik, termasuk persatuan Hacker Indonesia.

Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Hal tersebut diketahui setelah persatuan Hacker Indonesia itu mengumumkan bahwa mereka tengah menargetkan Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu. Genosec Team atau Garuda Anon Security juga terlibat dalam membongkar data-data Ponpes kontroversial tersebut. Bahkan, mereka mengaku kini sedang dalam tahap mengabil data dari Al-Zaytun.

"Semua komunitas ikut terlibat. Ganosec Team hanya memberi tahu semua komunitas op (operasinya) ke mana," kata mereka kepada VIVA Tekno pada Senin, 26 Juni 2023.

Penangguhan Penahanannya Belum Dikabulkan, Kuasa Hukum Panji Gumilang Ajukan Pemeriksaan Kesehatan

Kelompok hacker Indonesia ini mengaku memiliki sejumlah alasan melakukan hal tersebut. Meski tidak memaparkan secara detail, tapi salah satu hal yang membuat mereka bertindak seperti itu adalah menyoal pengakuan 'komunis' dari pihak Al Zaytun.

"Banyak kejanggalan di sana dan pondok pesantren itu seharusnya sudah ditutup sejak lama, tapi kenapa sampai sekarang masih beroperasi," jelasnya.

Dikawal Ketat Petugas Keamanan, Panji Gumilang Jalani Sidang Lanjutan di Pengadilan Negeri Indramayu

Hacker ini juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2011 kurikulum yang dipakai oleh Ponpes Al-Zaytun sudah melenceng dari ajaran Islam. Dikatakan pula, Ponpes Al-Zaytun juga diduga memiliki keterkaitan dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

"Dari 2011 saja sudah jelas ada tudingan. Dan tudingan itu juga pasti bukan tanpa alasan dan bukan tanpa bukti," kata Ganosec Team.

Adapun target serangan adalah website Al Zaytun, www.al-zaytun.sch.id. Tidak hanya data sensitif, kelompok hacker Indonesia ini juga berkeinginan mengambil dokumen penting jika memungkinkan.

Mereka juga mengatakan ada sedikit kesulitan karena terlalu kuat untuk DDoS (Distributed Denial of Service). Tapi kemudian Ganosec Team mencari jalan lain. DDoS merupakan serangan yang menargetkan situs web dan server dengan mengganggu layanan jaringan.

Kelompok lain, VulzSec Official mengklaim telah mendapat 26 data pengajar dan dua ahli TI Al Zaytun.

"Kami tidak membagikan semua data pengajar Al-Zaytun. Serangan itu hanya peringatan. Namun, jika masih ada kontroversi, kami akan membagikan semua data secara gratis," kata mereka.