Program Jemput Bola Bisa Atasi Kebingungan Warga Urus KTP hingga Akta Kelahiran

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang merasa kebingungan untuk membuat surat kependudukan seperti e-KTP hingga akta kelahiran.

Warga Belanda Protes Program Naturalisasi Pemain di Timnas Indonesia, Minta FIFA Campur Tangan

Seperti yang dialami oleh Erni seorang ibu asal Subang yang harus melalui berbagai prosedur untuk membuat akta kelahiran anaknya. Sebab saat menikah dulu ia tak memiliki surat-surat dan kini suaminya telah meninggal dunia.

Kemarin, Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengantarkan Erni membuat akta kelahiran anaknya itu untuk kebutuhan masuk sekolah. Namun karena suaminya yang telah meninggal berbeda wilayah sehingga tak bisa membuat surat keterangan kematian di desa yang kini Erni tinggali.

Kontroversi Naturalisasi Timnas Indonesia: Warga Belanda Sebut Program Tak Masuk Akal

KDM pun bercerita saat ia menjadi Bupati Purwakarta pada tahun 2008 silam belum ada e-KTP. Namun ia membuat sistem pelayanan berbasis kabupaten yang mana orang bisa langsung mendapatkan kebutuhan dokumentasi kependudukan.

“Saya waktu itu bikin program gempungan di buruan urang lembur. Itu sebuah program layanan keliling ke setiap desa bikin KTP, akta kelahiran, semua free. Seluruh petugas didatangkan, sebelum sistem online seperti sekarang,” ujar KDM.

Warga Belanda Kritik Keras Naturalisasi di Timnas Indonesia, Layak Dilarang FIFA?

Kemudian, lanjut Kang Dedi, ia membuat sistem pelayanan KTP berbasis RW yang mana setiap desa memiliki petugas khusus mengurusi kependudukan. Tugasnya adalah keliling setiap hari membantu warga membuat KTP dan akta kelahiran secara gratis.

Menurut KDM, dengan cara jemput bola seperti itu pemerintah kabupaten telah memiliki basis data lengkap. Padahal saat itu semua belum terintegrasi secara nasional seperti saat ini.

Halaman Selanjutnya
img_title