Tadi Pencak Silat, Sekarang Giliran Karateka Dicurangi Wasit

Tim Karate Indonesia
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Jabar - Aksi protes kembali terjadi di laga SEA Games 2023 Kamboja atas sejumlah pertandingan. Sebelumnya, aksi protes dilayangkan Pelatih Timnas Pencak Silat. Teranyar, protes disampaikan Tim Karateka.

Status Pernikahan Syifa dan Agung Sah Meski Terungkap Mahar Pakai Emas Palsu

Sejumlah karateka Indonesia mengalami kejadian kurang mengenakkan. Mereka dicurangi oleh wasit yang memimpin pertandingan. Aksi curang dialami para atlet Indonesia di nomor kata beregu putra, kata perorangan putra dan nomor Kumite beregu putri.

Manajer tim karate Indonesia Yusran Arief mengatakan indikasi kecurangan kepada atlet Indonesia sejatinya sudah mulai ia sadari sejak hari pertama karate di pertandingan.

Ini Dia Wasit yang Bakal Pimpin Laga Timnas Indonesia U-23 vs Australia

Menurutnya, kata beregu putra yang sejatinya punya kans merebut emas, namun gagal setelah Vietnam yang diputuskan sebagai pemenang.

"Namun hari kedua kecurangan justru lebih jelas terjadi lagi. Atlet kami di kelas -75 kg kumite, Ignatius Joshua, itu tidak diambil poinnya. Saat menyatakan protes pun kami diusir oleh panitia," ujarnya.

Tuntutan PSSI kepada AFC atas Tingkah Nasrullo Kabirov di Laga Timnas Indonesia U-23 vs Qatar

"Bahkan yang membuat saya bingung wasit yang biasanya netral dari Kazakhstan, kali ini justru sebaliknya, tidak netral. Kami pun mau protes tak bisa lagi. Katanya, next pertandingan tapi pas protes lagi tak bisa. Ya, jujur saja tim karate Indonesia di kata beregu putra, perorangan putra, beregu putra merasa dicurangi," tambahnya.

Protes yang sama disampaikan Pelatih Kepala Kumite Indonesia, Idrus Gusti. Idrus membenarkan adanya kecurangan pada nomor beregu putri Cok Istri Agung, Ceyco Georgia Zefanya, Devina Dea dan Dessyinta.

"Dari kemarin juga begitu, kami dirugikan. Beruntung anak-anak walau mendapat perlakuan kurang fair tapi mereka bertanding luar biasa. Terima kasih buat NOC Indonesia yang terus mendukung kami tadi," tandasnya.

Sejauh ini, PB FORKI telah mengajukan surat protes yang ditujukan ke Asian Karatedo Federation (AKF) serta World Karate Federation (WKF) dengan tembusan NOC Indonesia.

"Apapun konsekwensinya kami harus lapor dan protes keras. Karate Indonesia dizolimi oleh wasit-wasit di sini. Jadi apapun juga sebagai warga negara Indonesia harus berjuang walaupun misalnya hasilnya tak berubah, tapi setidaknya karate di tingkat Asia Tenggara dapat menjunjung sportivitas tinggi. Jangan cerita bagi-bagi medali. Karate harus sportif apalagi ini olahraga dari Jepang," pungkasnya.

Sebelumnya juga dikabarkan soal aksi protes dari Indonesia terhadap keputusan juri. Keputusan juri pada nomor ganda putri artistik SEA Games 2023 Kamboja diwarnai aksi protes. Protes dilayangkan oleh Kepala Pelatih Timnas Pencak Silat Garuda Nusantara, Indro Catur Haryono.

"Dari pihak kita sudah melakukan protes secara tertulis, dijawab dibanding tingkat 1, jawabannya pertama tidak diterima protesnya namun kita masih melakukan banding. Sekarang masih dalam proses sehingga pemberian medali belum dilakukan ganda putri," ujar Indro saat ditemui wartawan usai pemberian medali.

Saat dikonfirmasi tenggang waktu jawaban atas banding tersebut, Indro menjelaskan, pihaknya berharap hari ini Senin (8/5/2023) sudah ada keputusan yang inkrah (pasti).

Menurutnya, bila banding diterima kemungkinan hasilnya bisa berubah. Atau bisa melalui kebijakan lain semisal tanding ulang di nomor tersebut.

"Mengingat protesnya baru naik ke TD, nanti akan dibahas. Kita tunggu saja dulu. Kita masih ada peluang meskipun kita lihat hasilnya bagaimana. Saya sebagai pelatih berjuang secara maksimal dan mereka (pesilat) secara teknis sudah tampil dengan bagus," tambahnya.

Indro menyayangkan keputusan juri tersebut. Indonesia dinyatakan kalah atas perwakilan Thailand. Ganda putri artistik asal Indonesia (Ririn Rinasih dan Riska Hermawan) diputuskan hanya memiliki skor 9,915 atau 0,030 poin saja dibawah Thailand.

"Satu partai di ganda putri, dimana dari sisi performa, penampilan, bahkan mungkin dari penonton, kita semua melihat secara performa lebih bagus. Namun, kenyataannya nilainya tidak lebih tinggi dari tim lawan, sehingga dimenangkan oleh Thailand," pungkasnya.