Viral Timnas Indonesia U-23 Lolos Olimpiade 2024 Pasca Guinea Didiskualifikasi, Fakta atau Hoaks?

Timnas Indonesia U-23 vs Guinea U-23.
Sumber :
  • PSSI

Jabar – Media sosial telah menjadi platform utama dalam menyebarkan berita dan informasi, dengan Instagram, Youtube, dan TikTok menjadi yang terdepan.

Masuk Grup Neraka di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde 3, Timnas Indonesia Fokus ke Hal Ini

Namun, tidak semua konten yang beredar memiliki dasar kebenaran yang kuat, seperti klaim viral terkini ini.

Sebuah video yang menampilkan Timnas Indonesia U-23 dan narasi mereka lolos ke Olimpiade Paris 2024 karena diskualifikasi Guinea telah menjadi viral di media sosial.

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Indonesia Masuk Grup Neraka di Ronde 3, Begini Kata Staff Pelatih

Video ini diunggah oleh akun TikTok @vladimire.bejoo dan telah menarik perhatian jutaan penonton.

Dalam video singkat tersebut, para pemain Timnas Indonesia terlihat berinteraksi dengan penonton setelah pertandingan playoff Olimpiade 2024, di mana mereka dikalahkan oleh Guinea dengan skor 0-1.

Punya Bos Baru, Persib Bandung Incar Pemain Timnas Indonesia

Narasi yang menyertai video tersebut mengklaim bahwa Guinea didiskualifikasi karena adanya pemain yang berusia 25 tahun, yang merupakan pelanggaran aturan umur untuk kompetisi U-23.

Namun, setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, terungkap bahwa informasi tersebut tidak akurat.

Alseny Soumah, pemain yang dicurigai melakukan pencurian umur, ternyata memiliki dua individu dengan nama yang sama.

Alseny Soumah yang pertama memang berusia 25 tahun dan bermain untuk Kaloum FC, sementara Alseny Soumah yang kedua, yang berusia 23 tahun, adalah pemain yang berpartisipasi dalam pertandingan melawan Timnas Indonesia U-23.

Klaim diskualifikasi Guinea dan lolosnya Timnas Indonesia ke Olimpiade 2024 telah dibantah oleh sumber-sumber terpercaya.

Guinea telah dipastikan lolos ke Olimpiade setelah mengalahkan Indonesia 1-0 di babak play-off. Mereka akan bergabung di Grup A bersama Perancis, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. 

Kasus ini menyoroti pentingnya verifikasi informasi sebelum membagikannya, terutama di media sosial yang memiliki kekuatan penyebaran yang sangat cepat.

Hoax seperti ini dapat menyesatkan dan memiliki dampak yang signifikan, mengingat video tersebut telah ditonton lebih dari 15 juta kali dan dibagikan ulang ribuan kali.

Pengguna media sosial dihimbau untuk selalu kritis dan mencari konfirmasi dari sumber yang kredibel sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi yang diterima.