Tragis, Kecelakaan Helikopter Tewaskan Presiden Iran

Bangkai helikopter Bell 212 yang ditumpangi Presien Iran.
Sumber :
  • Viva.co.id

Jabar – Kecelakaan tragis menimpa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan beberapa tokoh penting Iran setelah helikopter yang mereka tumpangi jatuh di hutan dekat perbatasan Azerbaijan pada Minggu, 19 Mei 2024.

Sadar Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Berat, Ramadhan Sananta Fokus Latihan

Helikopter tua buatan Amerika Serikat, Bell 212, yang sudah beroperasi sejak 1960-an, menjadi saksi bisu kejadian naas tersebut.

Presiden Raisi dan rombongannya sedang dalam perjalanan menuju kota Tabriz setelah melakukan kunjungan ke Azerbaijan untuk meresmikan Bendungan Qiz Qalasi.

Milisi Iran Gempur Haifa dengan Rudal , Kota Terbesar Ketiga Israel dalam Ancaman Serius!

Namun, setengah jam setelah penerbangan dimulai, helikopter yang ditumpangi Presiden Raisi kehilangan kontak dengan dua helikopter lainnya yang mengiringi.

Kecelakaan ini diduga dipicu oleh cuaca buruk, dengan kabut tebal yang menghalangi pandangan pilot.

Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Irak di Laga Pembuka Piala Asia 2023

Namun, ada faktor lain yang tak kalah penting. Konflik panjang dan sanksi dari Amerika Serikat terhadap Iran membuat negara tersebut terpaksa menggunakan armada helikopter tua yang berusia lebih dari setengah abad.

Kantor berita Al Jazeera melaporkan bahwa sanksi AS sejak tahun 1979 telah melarang Iran mengimpor pesawat dan suku cadang baru.

Akibatnya, Iran terjebak dengan armada udara yang terus menua dan rawan kecelakaan. Bureau of Aircraft Accident Archives (B3A) mencatat bahwa lebih dari 2.000 orang telah menjadi korban kecelakaan pesawat di Iran antara 1979 dan 2003.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam insiden tragis ini.

"Amerika Serikat tidak ambil bagian dalam kecelakaan itu. Itu faktanya, jelas dan sederhana," ujar Austin, dikutip dari Alarabiya, Rabu, 22 Mei 2024.

Kejadian ini kembali mengangkat isu keamanan penerbangan di Iran yang terhambat oleh sanksi internasional.

Sementara dunia berduka atas kehilangan Presiden Raisi, perhatian kini tertuju pada perlunya solusi untuk memperbarui armada udara Iran demi mencegah tragedi serupa di masa depan.